Lalat Masuk Dapur Hinggap di Makanan, Merta Khawatir Ganggu Kesehatan, Pemukiman Warga Dekat TPS
Bau busuk tercium cukup menyengat, ketika memasuki area TPS (tempat pembuangan sampah) di wilayah Kung
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Irma Budiarti
Tidak hanya sampah organik, bahkan sampah plastik pun sangat banyak hingga meluber ke jalan.
Sampah juga tidak dibuang di satu lokasi, namun di bebarapa titik di wilayah Kung.
Baca: Sri Ingin Jadi Pengusaha, Louisa Dokter! Dua Siswi Smansa Torehkan Prestasi di UN 2019
Baca: Dewan Pers Lakukan Verifikasi Tribun Bali
Pihak desa selama seminggu sekali, membuang sampah hingga satu truk ke lokasi itu.
"Saya berharap agar sampah kembali bisa dikelola di desa, dan tidak dibuang di sini lagi," ungkapnya.
Kadis Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung AA Kirana saat dikonfirmasi menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak desa untuk mengatasi masalah tersebut.
"Terkait masalah lalat, pihak desa juga telah melakukan penyemprotan dan memberikan warga sekitar cairan untuk mengusir lalat," jelas AA Kirana
Selain itu, ia menyebutkan warga Paksebali telah melakukan pemilahan sampah dari rumah tangga.
Sampah anorganik biasanya diolah di tempat pengolahan sampah, Reduce Reuse Recycle (TPS3R) yang telah dimiliki Desa Paksebali.
Sementara sampah organik, diolah untuk pupuk.
"Nanti kami akan koordinasi lagi dengan pihak desa, terkait masalah lalat itu," jelasnya. (*)