Tertimbun 15 Menit, Dampuk Selamat dari Maut, Sempat Khawatir Beton di Atas Kepalanya Jatuh

Keajaiban hidup dirasakan I Wayan Dampuk. Tertimbun lumpur hingga 15 menit saat peristiwa jembatan ambruk, Pekak Dampuk lolos dari maut

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
SELAMAT - Korban selamat, I Wayan Dampuk, saat dikunjungi di rumahnya di Banjar Puseh, Desa Perean, Baturiti, Tabanan, Rabu (8/5/2019). 

Rasa panik dan cemas pun menghampiri Wayan Dampuk yang terperosok ke jurang.

Apalagi saat berada di bawah, pas di atas kepalanya juga ada beton badan jembatan yang cukup besar yang hampir jatuh.

“Untung saja tidak sampai jatuh karena masih merekat dengan besi yang ada pada beton itu. Jika itu jatuh, mungkin saya juga sudah tertimbun dengan dua rekan lainnya,” kisahnya dengan tatapan menerawang.

Ditolong Gadra dan Pak Balik

Dampuk menyatakan, setelah berada di bawah ia tak melihat dua rekannya.

Namun sempat melihat satu tangan Pan Aris bergerak-gerak, sedangkan Pan Rita (Made Budi) sudah tak terlihat karena tertimbun.

Baca: Warning For Teco! Yabes Tanuri Evaluasi Pelatih & Pemain Usai Bali United Gagal di Dua Turnamen

Baca: Viral Kisah Yuni Driver Taksi Online Ambil Orderan Antar Jenazah, Ini Alasannya

Setelah itu, ada dua orang krama subak yang mencoba menolong namun kesulitan untuk turun ke bawah karena cukup tinggi.

Mereka kemudian mengambil tangga untuk turun ke lokasi.

Setelah berhasil turun, kedua orang krama subak ini, I Wayan Gadra warga Banjar Puseh dan Pak Balik dari Banjar Bunyuh, langsung melakukan pertolongan terhadap Ketut Sudana (Pan Aris).

Mereka mengeruk material bangunan dan lumpur menggunakan tangan.

Kira-kira posisi Pan Aris saat itu satu meter dari Dampuk.

Kedua orang ini terus berusaha untuk melakukan pertolongan hingga akhirnya bagian kepala Pan Aris terlihat.

Namun sayang, korban ternyata sudah tak bernapas.

“Karena saya masih bisa bernapas, yang lebih duluan ditolong Pan Aris karena tangannya sempat bergerak tapi sekujur tubuhnya sudah tertimbun. Mereka tolong sambil teriak-teriak memanggil nama Pan Aris. Maksudnya agar ia bisa bernapas saja, tapi ternyata setelah kelihatan kepalanya ia sudah meninggal dunia,” ungkapnya.

Suasana duka menyelimuti kedatangan korban tertimbun longsor di jembatan penghubung di Banjar Puseh-Banjar Bunyuh, Desa Perean, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali, Selasa (7/5/2019) yang jebol.
Suasana duka menyelimuti kedatangan korban tertimbun longsor di jembatan penghubung di Banjar Puseh-Banjar Bunyuh, Desa Perean, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali, Selasa (7/5/2019) yang jebol. (Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan)

Setelah itu barulah Wayan Dampuk ditolong oleh keduanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved