Pementasan Tunggal Drama Musikal ‘Pang Balang Tamak’ Ajang Unjuk Gigi Disabilitas Tunanetra Denpasar

Pementasan Tunggal Drama Musikal ‘Pan Balang Tamak’ yang dipersembahkan oleh Yayasan Pendidikan Dria Raba

Penulis: Karsiani Putri | Editor: Irma Budiarti
Ketua Sanggar Teater Sadewa, Ryan Indra Darmawan
Pementasan Tunggal Drama Musikal ‘Pan Balang Tamak’ di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Art Centre, Denpasar, Bali, Selasa (7/5/2019) lalu. 

Rivan menuturkan harapannya terhadap Pementasan Tunggal Drama Musikal ‘Pan Balang Tamak’ ini.

“Semoga kedepannya kita bisa selalu mendapatkan kesempatan untuk menampilkan karya dan kreativitas kita. Dan ikut melaksanakan pelestarian seni dan budaya Bali. Dan juga bisa mempertunjukan kepada seluruh dunia bahwa generasi muda disabilitas juga bisa ikut berperan dan mengambil andil dalam pelestarian budaya Bali,” harapnya.

Baca: Sampah Plastik di Bali Diklaim Menurun Signifikan, Sekda Bali Sebut Ada yang Mencapai 50 Persen

Baca: Jelang 22 Mei, Begini Imbauan Cawapres Sandiaga Uno Kepada Para Pendukungnya

“Saya sangat senang karena dengan adanya project ini, kami bisa menyalurkan bakat kami dalam teater dan kami bisa berkreasi. Saya berharap dari project sersebut, kami bisa menghibur dan membuka hati masyarakat  bahwa kami itu tunanetra bisa juga bermain teater sama seperti anak non disabilitas lainnya,” tambah Sutradara dan Penulis Naskah Pementasan Tunggal Drama Musikal ‘Pan Balang Tamak’, Rasta.

Ketua Yayasan Pendidikan Dria Raba, Ir Ida Ayu Pradnyani Manthara mengatakan, ini merupakan kali pertama Yayasan Pendidikan Dria Raba diberikan kesempatan menunjukkan bakat dan kemampuan dari anak-anaknya yang disabilitas tunanetra untuk bermain teater, dan ia mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak Art Centre.

“Ini merupakan wujud kepedulian pemerintah daerah yang tidak menutup ruang bagi kami yang terbatas dan ternyata kami bisa walaupun masih perlu banyak belajar dan ada banyak kendala juga,” ujar Ir Ida Ayu Pradnyani Manthara.

Menurutnya, dunia teater saat ini khususnya musikalisasi puisi sudah berkembang pesat dan sangat positif khususnya bagi penyandang disabilitas, karena telah mampu diberikan tempat dan ruang kesempatan yang sama dengan orang normal lainnya.

“Jangan batasi ruang gerak kami yang disabiltas dalam berkarya baik dalam teater musikalisasi puisi, musik dan yang lainnya. Kami selalu siap untuk diundang lagi dalam pentas seni karena kami juga manusia yang berbudaya seni walaupun Tuhan menutup mata kami,” ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved