Ciptakan Cat Ramah Lingkungan untuk Kapal, Siswa SMA 3 Denpasar Raih Dua Penghargaan di Amerika
Wiratathya dan Carolline berhasil menemukan solusi dari permasalahan yang seringkali mereka lihat waktu kecil
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
"Jadi prosedurnya itu kita ngirimin proposal dulu dari sekolah, kalau lolos nanti dikasi mentor sama LIPI buat ngelanjutin proposalnya itu sampai jadi full paper. Setelah itu baru dilombain," kata Carolline saat ditemui di sekolahnya, Jumat (24/5/2019) siang.
Nampaknya ide penelitian yang dibuat oleh Wiratathya dan Carolline ini mendapat perhatian dari LIPI waktu itu, sehingga proposal mereka disetujui.
Mereka kemudian menyelesaikan penelitiannya dan berangkat ke Tanggerang untuk mengikuti lomba.
"Terus disitu kan dapet juara tiga, ada empat bidang juga. Jadi totalnya ada 12 juara. Dari 12 juara itu diseleksi lagi sama LIPI sampai sisa tujuh tim untuk diberangkatkan sebagai delegasi Indonesia ke lomba INTEL ISEF. Terus kami terpilih satu dari tujuh tim itu, berangkat ke Phoenix," jelas siswa kelas XII ini.
Wiratathya menuturkan, proses penelitian mangrove jenis Rhizophoraapiculata dan Sonneratia alba ini menggunakan maserasi bertingkat.
Baca: REI Berharap Bank BUMN Bantu Program Rumah Subsidi
Baca: OJK: Kredit UMKM Bali Tumbuh 7,83 Persen
Pertama bahannya direndam menggunakan tiga jenis pelarut yang berbeda.
Proses pertama, mendapatkan zat aktif yang terdapat pada daun mangrove.
Caranya menggunakan masarasi bertingkat.
Jadi itu merendam dengan tiga pelarut yang berbeda, diantaranya isinexan, isopropyl alcohol dan methanol.
Kemudian dilakukan proses evaporasi.
Dengan proses itu didapatkanlah ekstral kental dari daun mangrove.
Tak berhenti sampai disana, proses masih dilanjutkan dengan melakukan pengujian antifouling dengan cara uji fitokimia, uji Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan uji Gas Cromatografy Mass Spectrometry (GCMS).
Selebihnya juga dilakukan uji antimikrofoaling, setelah itu antimakrofoaling dan yang terakhir uji lapangan.
Saat dilombakan di Amerika, penelitian ini mendapat apresiasi yang luar biasa dari para juri.
"Tanggapan juri yang mengerti soal ini, jadi dibilang meneliti hal yang cukup dalam. Dan masalahnya banyak orang yang sudah mencoba untuk mecahin masalahnya," kata Carroline.
"Kalau dilihat dari penelitian kami sih itu kalau bisa dikembangkan lagi kedepannya," kata dia. (*)