Rakitan Perahu Antar Bade 41 Sawa, Ngaben Massal Pertama Sentana Dadia Gajah Para, Desa Terunyan
Ratusan prati sentana Dadia Gajah Para, Desa Terunyan tumpah ruah di tepi Danau Batur. Untuk pertama kalinya, mereka menggelar ngaben massal
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Meski demikian, di wilayah Desa Terunyan belum pernah digelar ngaben massal banjar ataupun desa.
Alasannya lantaran perlu dilakukan pembahasan.
“Ngaben massal desa perlu pembahasan untuk menyatukan persepsi dan tujuan. Ini yang belum dilakukan. Sebab itu di wilayah Desa Terunyan, kebanyakan ngaben yang dilakukan adalah ngaben massal dadia,” ucapnya.
Alasan kedua, karena berkaitan dengan sasih.
Di Desa Terunyan, ngaben hanya bisa dilaksanakan pada sasih desta (bulan ke 11 Kalender Bali).
Karena sasih-sasih lainnya sudah ditentukan untuk kegiatan upacara lain.
Seperti dewa yadnya, manusia yadnya, buta yadnya dan sebagainya.
“Itu salah satu tradisi yang tidak bisa kami langgar ataupun perbaharui mengikuti moderinisasi. Kalau itu kami langgar, bisa menimbulkan konflik sosial,” jelasnya.(*)