Trump, Google dan Microsoft Blacklist Huawei, Ini Dampaknya untuk Smartphone dan Tabletnya
Setelah Trump memblokir Huawei dari pasar, raksasa teknologi AS lainnya seperti Microsoft dan Google pun turut menjauhkan diri
Akibatnya, operator seluler terkemuka di Jepang dan Inggris menunda peluncuran ponsel Huawei terbaru.
Bahkan kemungkinan akan berhenti menyetok Huawei lagi mengingat ketidakpastian sistem perangkat tersebut.
Padahal bisnis ponsel, laptop, tablet, dan jam tangan pintar Huawei merupakan kontributor terbesar bagi pendapatan perusahaan.
Tahun 2018 saja, Huawei melaporkan pendapatan sekitar 349 miliar yuan.
Menurut Ishan Dutt, seorang analis dari perusahaan riset Canalys mengatakan kehilangan Microsoft sebagai partner bisnis tidak akan terlalu menyakitkan bagi Huawei.
Sebab, penjualan laptop Huawei di e-commerce Microsoft hanya 2 persen secara global.
Baca: Buktikan Kecintaannya pada Dunia IT, Pria Ini Beri Nama Anaknya Microsoft dan Interneta
Baca: Siswa Kerjakan Soal Pakai HP, SMK Pariwisata Dalung Terapkan Ujian Berbasis Android
Namun, kehilangan sistem Google akan banyak berdampak pada kerugian.
"Ini berarti smartphone dan tablet Huawei tidak akan memiliki akses ke aplikasi populer seperti Gmail dan Youtube. Aplikasi pihak ketiga seperti platform ojol dan layanan pengiriman makanan yang mengandalkan Google Maps juga tidak akan berfungsi," kata Ishan Dutt.
Meski ada sistem operasi baru, itu tak serta-merta menjaring kepercayaan konsumen untuk setiap masalah dan keamanan dalam ponsel.
"Ini akan menjadi upaya sangat besar Huawei untuk bisa melakukannya," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump "Blacklist" Huawei, Microsoft dan Google Ikut-ikutan"
Penulis : Fika Nurul Ulya