Kadispar Sebut Kunjungan Wisdom ke Bali Turun 12 Persen Akibat Harga Tiket Pesawat Mahal
Indonesia memasuki masa high season liburan Lebaran tahun 2019, namun hal tersebut tidak menunjukkan peningkatan kunjungan wisdom ke Bali
Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Irma Budiarti
Tak dipungkiri, masalahnya adalah antara tiket ke luar negeri dan domestik lebih mahal tiket tujuan domestik.
Maka untuk memulihkan kondisi pariwisata di Indonesia, khususnya Bali, harga tiket pesawat harus segera diturunkan.
Sementara itu, Ketua DPD Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASITA) Bali, I Ketut Ardana juga mengeluhkan kunjungan wisatawan domestik yang turun 40 hingga 50 persen karena harga tiket pesawat yang cukup mahal.
Baca: Anak Telantar Dianiaya Orangtua Asuh di Depok, Kemen PPPA Pastikan Perlindungan dan Hak Anak
Baca: Hore untuk Brem dan Arak!
“Saya kasi contoh, saya terbang ke KL (Kuala Lumpur) harga tiketnya Rp 2,5 juta return, terbangnya 3 jam. Beberapa hari kemudian saya terbang ke Jakarta, terbangnya hanya 1,5 jam (dari Bali), harga tiketnya Rp 4 juta return. Bayangkan itu,” kata Ardana.
Menurutnya, kondisi seperti itu sangat berpengaruh bagi industri pariwisata untuk bisa mendatangkan turis.
Kendati pun para biro perjalanan wisata berusaha untuk memberikan harga bottom price, tapi kalau harga tiket pesawatnya mahal, para wisdom itu akan berpikir juga untuk bepergian karena mereka tidak memiliki kemampuan membayar tiket semahal itu.
Namun dalam libur Lebaran 2019 ini pihaknya meyakini pasti ada peningkatan kunjungan dari penurunan yang siginfikan itu, karena Bali masih menjadi salah satu destinasi pilihan.
“Kami prediksi bangkitnya paling hanya 10 persen,” ujar Ardana. (*)