Nuadi Peroleh 12 Kepeng dalam Satu Jam, Berburu Pis Bolong Asli di Pantai Yeh Gangga
Kegiatan berburu pis bolong di Pantai Yeh Gangga sudah berlangsung lama, biasanya pada bulan Juni dan Juli
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Pria berusia 37 tahun ini menjelaskan, kepeng yang dia peroleh itu sebagian disimpan untuk koleksi dan selebihnya dijual kepada pengepul.
Baca: Pernikahan Mewah Amanda Winarko, Beri Tamu Undangan Suvenir Hermes hingga Produk Skin Care Ternama
Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini Kamis 20 Juni 2019: Hari Keberuntungan Scorpio, Taurus Hati-hati!
Sejauh ini ia mengoleksi uang kepeng asli sebanyak 15 keping di rumahnya.
Selain untuk koleksi, mata uang zaman dulu itu akan digunakan sebagai sarana upacara keagamaan.
“Tidak semua saya jual, saya juga mengoleksinya karena ini asli dari zaman dulu,” tutur pria yang bekerja di sebuah tempat pariwisata di daerah Badung tersebut.
Warga lainnya, Nengah Sahamin menuturkan hal senada.

Hanya pria berusia 75 tahun belum banyak mendapatkan uang kepeng saat berburu, Rabu (19/6/2019).
Selama dua jam ia menyusuri pantai, baru memperoleh dua keping.
“Nanti saya kumpulkan dulu, setelah itu baru dijual. Per biji harganya Rp 2.500,” ucapnya.
Baca: Kelahiran Kamis Umanis Gumbreg, Penyayang, Suka di Tempat Sunyi, Begini Peruntungannya
Baca: Penyisihan Grup Elite Pro Academy Liga 1 U16, Persipura U16 vs PSM Makassar U16 Berakhir Seri
Bendesa Adat Yeh Gangga, I Ketut Dolia tak mengetahui pasti sejak kapan warga Yeh Gangga berburu kepeng ini.
“Yang jelas setiap musim dimana daerah pantai sampai kelihatan batunya, pis bolong itu pasti muncul juga. Biasanya, bulan Juni dan Juli yang paling banyak daripada bulan lainnya,” kata Dolia.
Ia menyebut pis bolong yang diburu warga adalah yang asli.

Yang akan dilihat yaitu ukuran, bentuk, bahan dasar dan tentu usianya sudah bertahun-tahun alias kuno.
Pis bolong asli memiliki bobot lebih berat, sedangkan pis bolong produksi saat ini agak ringan dan warnanya hitam.
“Sangat terlihat kok perbedaannya kalau kita tahu, jika yang asli dia lebih berat dan yang sekarang-sekarang ini lebih ringan,” demikian Dolia. (i made prasetia aryawan)