Termasuk Berbadan Kekar? Ini Ciri Orang Rentan Kena Kanker Otak Seperti Agung Hercules
Di Amerika Serikat, pada 2017 diketahui hampir 24.000 orang didiagnosa memiliki kanker primer pada otak dan sistem saraf pusat.
Termasuk Berbadan Kekar? Ini Ciri Orang Rentan Kena Kanker Otak Seperti Agung Hercules
TRIBUN-BALI.COM - Ini ciri orang yang rentan terkena kanker otak seperti diderita Agung Hercules. Adakah kaitannya dengan bentuk tubuh yang kekar?
Kondisi pedangdut Agung Hercules mengejutkan banyak pihak.
Dikenal berbadan kekar, dia berubah kurus karena kanker otak stadium 4 yakni kanker otak jenis glioblastom.
Sebelum kasus Agung Hercules, John McCain, seorang politikus asal Amerika Serikat, diketahui meninggal pada hari Sabtu, (25/8/2018) lalu karena penyakit yang sama yakni kanker otak jenis glioblastoma.
Di Amerika Serikat, pada 2017 diketahui hampir 24.000 orang didiagnosa memiliki kanker primer pada otak dan sistem saraf pusat.
Angka harapan hidup selama 5 tahun setelah didiagnosa dengan kanker otak adalah 34 persen untuk pria dan 36 persen untuk wanita.

Lalu siapa saja yang rentan terkena kanker otak. Apakah ada kaitannya dengan bentuk tubuh?
Mengutip klikdokter, yang perlu Anda ketahui, memiliki satu atau beberapa faktor risiko tidak berarti Anda pasti terkena kanker otak.
Di sisi lain, banyak orang terkena kanker otak tanpa memiliki faktor risiko.
Memang, kebanyakan kanker otak tidak memiliki penyebab jelas dan tidak terkait dengan fakto risiko tertentu.
Meski demikian, berikut ini adalah beberapa hal yang sebaiknya Anda waspadai sebagai penyebab kanker otak.
1. Paparan radiasi, terutama dalam hal pengobatan
Kanker tumor sering kali diawali dengan paparan radiasi di kepala sebagai akibat dari pengobatan kanker lain, misalnya pada pengobatan leukemia.
Umumnya, kanker otak akan muncul dalam 10 hingga 15 tahun setelah terpapar radiasi ini.
Risiko radiasi dari pemeriksaan pencitraan, misalnya dengan X-ray atau CT-Scan, belum diketahui secara pasti.
Walaupun pemeriksaan dengan pencitraan ini menggunakan radiasi tingkat rendah, namun bagi wanita hamil dan anak-anak, umumnya disarankan untuk menghindari pemeriksaan ini, kecuali ada indikasi yang jelas.
2. Riwayat Keluarga
Secara umum, memiliki anggota keluarga yang memiliki kanker dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker otak.
Namun, hanya beberapa jenis kasus (kurang lebih 5 persen) kanker otak yang disebabkan oleh kelainan bawaan.
Beberapa kasus tersebut adalah neurofibromatosis tipe 1 dan 2 (NF1 dan NF2), tuberous sclerosis, Von Hippel-Lindau disease, Li-Fraumeni syndrome, dan sebagainya.
Kekebalan tubuh manusia bisa menurun akibat kelainan kongenital, terapi kanker jenis lainnya, terapi untuk mencegah penolakan pada transplantasi organ, penyakit seperti AIDS, dan lain-lain.
3. Melemahnya sistem imun atau kekebalan tubuh
Kekebalan tubuh yang lemah meningkatkan risiko terkena limfoma (keganasan pada tipe sel darah putih) pada otak atau sumsum tulang belakang. Limfoma juga dikaitkan dengan infeksi virus Epstein-Barr.
Kanker otak juga lebih umum ditemukan pada populasi tertentu, misalnya pada anak, orang lanjut usia (65 tahun ke atas) dan pada pria.
Paparan dengan zat kimia tertentu, misalnya bahan kimia industri atau pelarut dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker otak.
Mereka dengan pekerjaan tertentu, misalnya orang yang bekerja di penyulingan minyak, pembuatan karet dan obat, mungkin lebih berisiko terkena kanker otak.
Selain berbagai faktor di atas, terdapat juga faktor risiko yang masih kontroversial. Misalnya penggunaan telepon genggam yang dianggap mengeluarkan sinar radiofrequency, penggunaan aspartam sebagai pemanis buatan, paparan dengan medan elektromagnetik dari kabel listrik, dan sebagainya.
Berbagai hal tersebut bukan tidak memberikan efek terhadap munculnya kanker otak, namun masih dipelajari lebih lanjut untuk pembuktiannya.
Orang dengan profesi tertentu memang rentan terkena kanker otak. Waspadalah bila Anda memiliki berbagai pekerjaan seperti di atas.
Lakukan pemeriksaan sejak dini agar dokter dapat memberikan penanganan secepatnya.
Pilih Pengobatan Alternatif
Sahabat, Ferdians mengatakan kini Agung Hercules memilih jalur pengobatan alternatif.
Ferdians menyebut Agung Hercules sudah tiga kali menjalani operasi pengangkatan tumor otak.
Sebelumnya dikabarkan Agung Hercules dikabarkan sudah pulang dari Rumah Sakit.
Agung Hercules akan melajutkan perawatan di rumah.
PR Humas RSUD Tangerang, Lulu Faradis, mengonfirmasi bahwa Agung sudah keluar dari rumah sakit.
“Saya nggak bisa bicara dulu karena kita masih dalam tahap koordinasi dulu dengan pihak keluarga,” kata Lulu Faradis selaku PR Humas RSUD Tangerang seperti dilansir Tribunstyle.com dari Tribunnews.com, Selasa (18/6/2019).
Sementara seorang petugas keamanan RSUD Kota Tangerang menyebut Agung Hercules sudah keluar dari rumah sakit.
Kabarnya Agung Hercules sudah keluar dari rumah sakit sejak Selasa dini hari.
“Kalau serah terima kami petugas jaga malam ke pagi tidak menjelaskan apa-apa,"
"Hanya mengatakan bahwa pasien tersebut sudah meninggalkan rumah sakit dikawal dengan petugas,” katanya saat ditemui di RSUD Kota Tangerang.
Kini Agung Hercules ditematkan oleh keluarganya di rumah kerabatnya.
Pihak keluarga disebut tidak ingin keberadaan Agung Hercules diketahui demi proses penyebuhan eks binaragawan tersebut.
"Ada di suatu tempat. Keluarganya gak mau banyak orang yang tahu, ada di rumah kerabatnya," kata Ferdians seperti dilansir Tribunstyle.com dari Tribunnews.com, Kamis (20/6/2019).
Ferdians mengatakan belum mengetahui pasti kondisi Agung Hercules seusai pulang dari rumah sakit.
Dia menyebut kondisi sahabatnya tidak dimungkinkan lagi menjalani pengangkatan tumor.
Sebelumnya, kata Ferdians, Agung Hercules sudah menjalani tiga kali operasi pengankatan tumor otak.
"Kondisi penyakitnya sih sudah mengalami tiga kali pengangkatan tumornya, tapi sekarang tumbuh lagi." imbuhnya.
Ferdians menambahkan secara fisik pelantun lagu Astuti itu masih terlihat bugar dan tidak sepenuhnya kehilangan otot-ototnya.
Kendati demikian kondisi Agung Hercules tidak melanjutkan rangkaian kemoterapi.
"Dokter mengatakan bahwa tubuhnya saat ini dalam kondisi tidak siap untuk dikemo lagi."
"Sementara untuk diangkat itu setelah dioperasi kan harus dikemo,"
"Sementara satu tahun ke depan ini lagi bingung nih mau diapain. Mau diangkat juga gak bisa, kondisi fisiknya tidak memungkinkan."
"Dibiarinpun makin menjadi ya kondisinya saat ini seperti itu," sambungnya.
Untuk mengantisipasi sel kanker semakin ganas, keluarga Agung Hercules memutuskan menjalani pengobatan alternatif.
"Jadi keluarganya memutuskan untuk menggunakan penyembuhan alternatif dengan minum obat-obatan herbal," pungkas Ferdians. (*)
Artikel ini ditulis Verlandy Donny Fermansah telah tayang di banjarmasinpost.co.id