Ngopi Santai

Aku dan Anjing di Lintasan Jogging Itu

Intinya, saya memohonkan supaya anjing itu diberi keselamatan. "Semoga kamu berbahagia..., semoga kamu berbahagia...".

Penulis: Sunarko | Editor: Rizki Laelani
dokumentasi Tribun Bali
Seekor anjing bersantai di sebuah pantai di Bali. 

Bagaimanapun, tentu tetaplah waspadai anjing rabies, karena "jurus" tersebut di atas bisa jadi tak manjur sama sekali saat menghadapi anjing rabies.

Menurut Cesar Milan yang juga pengelola Pusat Psikologi Anjing di California, anjing adalah makhluk yang sangat peka pada getaran energi.

Semakin hati kita tenang saat berhadapan dengan anjing, maka semakin mudah anjing itu patuh pada "kemauan hati" kita.

Komparasi kepekaan anjing dan manusia tergambarkan dengan contoh di bawah ini:

Manusia masih bisa mendeteksi/membaui adanya jejak sesendok makan gula yang dituang ke dalam sebuah cangkir dan kemudian diaduk.

Tapi, bagaimana jika sesendok gula itu dituang dan diaduk ke dalam air yang memenuhi bak mandi, masih bisakah hidung manusia mendeteksi dan mengetahui adanya campuran gula di bak itu?

Nah, ajaibnya anjing, dia bisa mendeteksi/mengetahui adanya jejak sesendok makan gula yang dituangkan ke dalam kolam renang standar Olimpiade !!

Itu berdasarkan hasil penelitian ilmiah para ahli, yang diungkap oleh National Geographic.

Bagi orang-orang yang memiliki pengalaman buruk dengan anjing atau bahkan fobia pada anjing (canine phobia), bacalah pesan Cesar Milan dalam bukunya "Cesar`s Way; The Natural, Everyday Guide to Understanding and Correcting Common Dog Problems":

Yang terpenting dipahami tentang energi adalah bahwa ia merupakan terjemahan/ekspresi dari emosi. Tentu saja, anda tak perlu bilang pada anjing bahwa anda sedang sedih, gembira atau rileks, karena anjing sudah tahu dengan tepat bagaimana yang anda rasakan melalui inderanya. Ia mampu mendeteksi energi yang terpancar dari perasaan anda.

Banyak kisah tentang bagaimana binatang peliharaan seperti anjing atau kucing yang menghibur bahkan menyelamatkan pemiliknya yang sedang sedih, depresi atau berduka. Binatang itu tahu keadaan yang sedang dialami oleh pemiliknya.

Cesar melanjutkan:
“Sebuah studi oleh ilmuwan Prancis menyimpulkan bahwa anjing menggunakan indera penciumannya untuk membedakan kondisi emosional manusia. Namun, dari pengalaman panjang saya berada bersama sekian banyak anjing, saya bisa katakan lebih jauh: anjing bahkan bisa menangkap perubahan-perubahan sangat halus dalam energi dan emosi orang-orang di dekatnya. Tentu, anjing tak bisa memahami konteks masalah majikannya, yakni dia tak tahu apakah perasaan sedih majikannya itu karena persoalan patah hati, perceraian ataukah baru dipecat dari pekerjaan. Namun, suasana hati akibat persoalan-persoalan tersebut menciptakan emosi, dan emosi itu mengandung getaran (energi) yang universal, yang bisa ditangkap oleh ketajaman indera anjing”.

So, bisakah anjing menjadi alat tes untuk mengukur ketenangan hati kita?

Bagaimana pendapat(an) anda?

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved