Proyek Perpanjangan Runway Bandara Ngurah Rai Segera Dikerjakan

Proyek penambahan rapid exit taxiway (RET) di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali terus dikerjakan

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Suasana runway Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali beberapa waktu lalu terlihat dari Tower ATC AirNav Indonesia Cabang Denpasar. Proyek Perpanjangan Runway Bandara Ngurah Rai Segera Dikerjakan 

Proyek Perpanjangan Runway Bandara Ngurah Rai Segera Dikerjakan

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN-BALI.COM, KUTA – Berita Kuta, Badung, Bali hari ini, terkait Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali,  proyek penambahan rapid exit taxiway (RET) di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali terus dikerjakan.

PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola bandar udara selain mengerjakan proyek itu juga akan segera merealisasikan proyek perpanjangan landasan pacu (runway) sepanjang 400 meter dari panjang runway sebelumnya.

Panjang runway sebelumnya 3.000 meter dan akan ditambah 400 meter, sehingga total nantinya runway Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menjadi 3.400 meter.

Perpanjangan landasan pacu itu direncanakan dilakukan di sisi barat, proses pengerjaan fisik masih menunggu selesainya proses pengurusan izin.

Hal ini disampaikan Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I (Persero), Devy Suradji, Senin (8/7/2019) saat dihubungi tribun-bali.com.

Maskapai asing banyak yang meminta atau ingin membuka rute penerbangan langsung ke Pulau Dewata, namun Angkasa Pura I (Persero) belum dapat memenuhinya karena beberapa keterbatasan.

Baca: Dorong Desa Adat Bangun Toko Ritel, Bupda Dinilai Bisa Topang Ekonomi Bali

Baca: Produk Rajutannya Melanglang ke Empat Negara, Ketut Suwarni Raup Omzet Capai Rp 2 Miliar

“Berapa pun kemampuan yang diinginkan oleh siapa pun, keterbatasan itu ada pada bandar udaranya sendiri. Makanya bandar udara itu kita tingkatkan, salah satunya ya di Ngurah Rai ini runway-nya kita perpanjang,” ungkap Devy.

Devy menambahkan, saat ini pihaknya masih menunggu selesai proses perizinan L3 sebelum memulai pengerjaan konstruksi 400 meter runway tambahan.

“Kita maunya sesuai aturan, begitu L3 nya selesai dan keluar, baru kita bangun runway (memperpanjang). Dan pengerjaannya pun hanya bisa dilakukan saat bandara tidak beroperasi (dini hari setelah penerbangan terakhir di hari itu hingga sebelum penerbangan pertama di hari berikutnya),” sambungnya.

Diungkapkan, di Bandara Ngurah Rai peningkatan yang hanya bisa dilakukan adalah memperpanjang runway, menambah RET, dan apron.

Untuk menambah runway baru tidak dapat dilakukan di sini karena dari segi lokasi sudah tidak memungkinan melakukan pembangunan penambahan runway.

Baca: Tukar Sampah dengan Bibit Tanaman, Jalani Bisnis Sekaligus Edukasi Lingkungan

Baca: Esok Job Fair Kota Denpasar, 40 Perusahaan Buka 1.001 Lowongan Kerja

“Kita sudah tidak bisa bangun second runway. Kalau memaksakan second runway, pariwisata di sekitarnya kena (rusak) dan sudah tidak memungkinkan juga secara lingkungan. Penambahan panjang runway juga sudah dikaji. Koral di sekitar lokasi perpanjangan juga sudah tidak berfungsi lagi harusnya tidak masalah,” papar Devy.

Disinggung mengenai target proyek itu, Devy menjawab pihaknya menargetkan segera direalisasikan dan dapat selesai akhir tahun 2019.

Sekarang ini tipe pesawat wide body belum bisa full load jika melakukan penerbangan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai karena keterbatasan panjang runway yang hanya 3.000 meter sekarang.

Jika perpanjangan dilakukan dan selesai, pesawat tipe wide body dapat memaksimalkan kapasitas full load.

Atau maskapai tidak hanya bisa menambah penumpang dalam penerbangannya dengan menggunakan tipe wide body, tetapi juga kargo dapat terangkut lebih banyak lagi.

Hal itu karena banyak maskapai asing yang ingin dan meminta masuk ke Bali, namun karena keterbatasan slot time belum dapat direalisasikan saat ini.

Dengan proyek memperpanjang runway dan menambah RET diharapkan dapat menambah slot time, dari sebelumnya 30 pergerakan pesawat take off dan landing per jam, menjadi 32 slot.

Baca: Suasana Haru Iringi Pemakaman Sutopo di Boyolali, Tangis Dua Orang Tercinta Ini Pecah

Baca: Polres Karangasem Amankan Buronan Pencuri Motor di Desa Abang

"AirAsia, Qantas, JetStar terus meminta slot tambahan. Yang jelas maskapai LCC seperti Jetstar terus minta dan airlines China juga minta. Kemarin di pertemuan ASEAN-China Working Group mereka sudah tanya slot time. China kalau diturutin dari semua kota mau minta semua ke Bali," tuturnya.

Sebanyak 11 juta penumpang dan 74 ribu pergerakan pesawat udara tercatat telah terlayani oleh Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali selama 6 bulan pertama di tahun 2019 ini.

Dengan jumlah sebanyak 11.165.161 jiwa, jumlah penumpang yang keluar masuk Pulau Bali melalui bandar udara mengalami kenaikan sebesar 0,4 persen jika dibandingkan dengan periode pencatatan yang sama di tahun 2018 silam.

Secara umum, terjadi penurunan pada jumlah kedatangan dan keberangkatan penumpang melalui Terminal Domestik, yaitu masing-masing sebesar 22 persen dan 15 persen.

Namun hal ini diikuti dengan kenaikan jumlah kedatangan dan keberangkatan penumpang dari rute internasional, yaitu masing-masing sebesar 13 persen dan 8 persen.

Berbeda dengan pergerakan penumpang yang mencatat catatan positif, pergerakan pesawat mengalami penurunan sebesar 5 persen jika dibandingkan dengan statistik pada periode yang sama di tahun 2018 lalu.

Dengan perbandingan catatan 74.348 pergerakan di tahun 2019 berbanding 78.054 pergerakan pesawat di tahun 2018.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved