Gempa Bumi Bali

Gempa dan Kentongan, Orang Bali Pukul Kentongan Sambil Teriak Idup Idup, Ini Maknanya

Gempa mengguncang Bali, Selasa (16/7/2019) pagi dengan kekuatan 6.0 SR.

Tribun Bali/Rizal Fanany
Bangunan tembok batu bata Pura Agung Lokananta di Denpasar berserakan setelah diguncang gempa berkekuatan 5,8 SR, Selasa (16/7/2019). 

Dikisahkan pada jaman dahulu ada janda yang memiliki dua anak yaitu yang pertama anak laki-laki dan anak yang kedua perempuan di wilayah Beratan.

Janda tersebut memiliki hubungan dengan seekor naga di lumbung padinya.

Suatu hari, ketika ibunya pergi ke hutan, anak lelakinya naik ke lumbung dan menemukan telur besar lalu telur itu dimasak.

Usai makan telur, anak lelaki ini berubah jadi naga.

Sang adik lalu membawa sang kakak yang sudah jadi naga ke tengah hutan bertemu ibunya.

Di hutan mereka bertemu dengan ibunya yang sedang memadu kasih dengan seekor naga.

Marah dengan ulah sang ibu terjadilah pertempuran antara lelaki yang berubah menjadi naga dengan naga 'kekasih' ibunya.

Naga itu bisa dikalahkan namun sang ibu akhirnya juga meninggal.

Kakak beradik ini kemudian berjalan ke arah Bukit Lesung.

Sampai di Bukit Lesung, sang kakak yang sudah jadi naga masuk ke dalam perut bumi.

Sehingga saat sang kakak gelisah ingin tahu kabar adiknya akan terjadi gempa.

Dan saat terjadi gempa maka orang Bali akan berteriak idup idup idup sambil membunyikan kentongan untuk memberitahu bahwa sang adik masih hidup di atas. (*)


Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved