Kasus Bayi Dibuang di Bali, Mungkinkah Depresi Hingga Kerusakan Otak Yang Jadi Pemicunya?
Apa sebenarnya yang menyebabkan para orangtua ini tega membuang darah dagingnya sendiri?
Kerusakan yang muncul akibat depresi pada bagian otak ini sering berwujud sebagai gangguan ingatan jangka panjang.
Anda tidak lagi dapat menghasilkan memori jangka panjang yang baru.
Anda mungkin masih bisa mengingat kembali apa yang terjadi kemarin tapi tidak dapat ingat kejadian 20 tahun lalu, misalnya, yang terjadi sebelum hippocampus rusak.
Hippocampus itu sendiri juga menjadi bagian dari sistem limbik.
Sistem limbik adalah bagian otak yang terlibat dalam respons perilaku dan emosi.
Terutama ketika menyangkut insting dan perilaku untuk bertahan hidup, seperti mencari makan, reproduksi dan merawat keturunan, dan respon flight or flight (melawan atau melarikan diri) saat dihadapkan oleh situasi negatif atau pemicu stres.
Maka ketika bagian otak ini mengalami kerusakan akibat, Anda mungkin tidak lagi memiliki hasrat untuk sekadar makan atau berinteraksi dengan orang lain.
2. Amygdala
Amygdala adalah bagian otak yang berfungsi untuk mengendalikan respons emosional dan pengenalan isyarat emosional pada orang lain.
Amigdala bertugas untuk mengendalikan respons fisik dan psikis yang terkait dengan ketakutan dan gairah.
Pada penderita depresi mayor, amigdala membesar dan menjadi lebih aktif akibat paparan konstan terhadap kortisol yang jumlahnya berlebih.
Fungsi amigdala yang terlalu aktif pada penderita depresi telah dikaitkan dengan kemunculan gejala gangguan kecemasan dan fobia sosial.
Bersama dengan aktivitas abnormal di bagian otak lainnya, kerusakan amigdala yang terjadi akibat depresi akan menyebabkan gangguan tidur dan perubahan aktivitas.
Hal lain yang perlu diwaspadai adalah depresi jangka panjang dapat membuat penderitanya menyakiti diri hingga muncul keinginan bunuh diri.
Hal ini juga merangsang tubuh melepaskan hormon dan zat kimia dalam jumlah abnormal yang menyebabkan komplikasi lebih serius.