Simpang Ring Banjar
Olah Kelapa Jadi 'Lengis' Berkualitas, Warga Desa Baluk Jembrana Manfaatkan Hasil Perkebunan
Komoditas perkebunan berupa kelapa cukup melimpah di Jembrana. Bahkan disebut setelah kakao, Jembrana merupakan penghasil kelapa yang cukup besar
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Irma Budiarti
Olah Kelapa Jadi 'Lengis' Berkualitas, Warga Desa Baluk Jembrana Manfaatkan Hasil Perkebunan
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Komoditas perkebunan berupa kelapa cukup melimpah di Jembrana. Bahkan disebut setelah kakao, Jembrana merupakan penghasil kelapa yang cukup besar di Bali.
Hal itu pulalah yang kemudian mendorong sebagian warga yang tinggal di Desa Baluk untuk memanfaatkan kelapa menjadi produk ekonomis.
Kelapa yang diolah menjadi lengis (minyak) pun berdampak pada nilai ekonomis yang lebih tinggi. Dibanding ketika kelapa dijual sebelum diolah.
Bahkan, minyak kelapa murni yang diolah tanpa pemanasan atau fermentasi, memiliki kualitas tinggi untuk tubuh manusia. Hal ini dijelaskan pengrajin minyak kelapa murni, Sayu Putu Widiati.
Sayu mengaku, minyak kelapa yang dijualnya ini ialah minyak kelapa murni atau VCO (Virgin Cocounut Oil), yang dikerjakannya sejak tahun 2018 lalu.
Minyak kelapa ini disebut murni karena tanpa proses pemanasan, dan hanya mengandalkan fermentasi kelapa.
"Awal idenya itu ya melihat harga kelapa yang murah. Jadi tercetus ide untuk diolah. Dan benar saja, memang ada berbagai macam manfaatnya," ucapnya, Kamis (1/8/2019).
• Pelatih PSM Makassar Ikut Soroti Performa Buruk Spaso di Laga Kontra PSM
• PUPR Kebut Pembangunan Dua SMAN di Badung, Target Rampung November Mendatang
Sayu menyebut VCO baik untuk melembapkan kulit dan menguatkan rambut. Manfaat VCO serupa fungsi baby oil.
Di Perumahan Huma Lestari No.19 Banjar Anyar Baluk, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, ia pun mengajak warga lain untuk ikut bekerja sehingga ekonomi warga tergerak, dapat tumbuh.
Hal itu pulalah yang juga mendasarinya untuk konsentrasi dalam penjualan minyak kelapa murni ini.
"Dengan pesanan besar, warga juga diikutkan. Sudah ada warga yang diikutkan, meskipun tidak banyak," jelasnya.
Harga produknya bervariasi, mulai kemasan 60 mililiter hingga 1 liter. Untuk ukuran 60 mili dihargai Rp 15 ribu, 100 mili Rp 20 ribu, 200 mili Rp 40 ribu, 500 mili Rp 75 ribu, dan 1 liter dijual Rp 135 ribu.
"Untuk pesanan banyak ke SPA dan massage di Denpasar. Banyak pijat tradisional menggunakan karena manfaatnya memang dirasakan konsumen," ungkapnya.
Sayu pun menceritakan proses pembuatannya. Awalnya ia memilih kelapa yang sudah matang atau tua yang berumur sekitar delapan bulan.