Seragam Gratis Baru Terealisasi Satu Seragam, Orangtua Siswa Antisipasi Anggaran Jarit Lambat
Yang jelas nanti baju akan dijahit sendiri. Per setel pakaian akan diberikan ongkos jahit sebesar Rp 110 ribu
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Kemudian Pengadaan Pakaian Seragam Siswa Kelas I SMP Negeri di Kabupaten Badung, Belanja Pakaian Khusus Seragam Sekolah - Belanja Tas Sekolah dengan nilai pagu Rp 1.956.086.000,00 dan HPS Rp 1.911.629.500,00.
Demikian pula Pengadaan Pakaian Seragam Siswa Kelas I SMP Negeri di Kabupaten Badung, Belanja Pakaian Khusus Seragam Sekolah - Belanja Bahan Seragam Pramuka Beserta Kelengkapannya dengan nilai pagu Rp 2.000.542.500,00 dan HPS Rp 1.992.459.490,30.
“Untuk baju olahraga tinggal menunggu pemenang tender saja,” ungkap Putu Roby.
Disinggung berapa jumlah siswa penerima bentuan seragam gratis tersebut, Putu Roby mengaku sesuai dengan jumlah siswa pada tahun ajaran 2019-2020.
Untuk SMP, sebanyak 8.083 siswa dan SD sebanyak 8.500 orang siswa.
“Yang jelas nanti baju akan dijahit sendiri. Per setel pakaian akan diberikan ongkos jahit sebesar Rp 110 ribu,” ujarnya.
Salah satu orang tua siswa, yang hanya menyebutkan namanya Wira mengaku belum mengetahui terealisasinya seragam tersebut.
Pihaknya mengatakan kain yang diberikan pemerintah Kabupaten Badung akan langsung dijarit di sekolah.
“Ini hasil rapat bersama semua orang tua siswa, kami sepakati kain yang diberikan pemerintah dijarit di satu tempat. Sehingga seluruh siswa berbarengan mengenakan seragam,” ungkapnya.
• Besok Terakhir, Yuk Berburu Promo Menarik di BCA Travel Fair Bali 2019
• Buleleng Target Revitalisasi 3 Pasar Tahun Depan
Hasil rapat itu pun disebutnya sangat efektif karena sesuai kesepakatan orang tua siswa, begitu juga tempat jahit bajunya.
Ia pun mengatakan belajar dari tahun sebelumnya para siswa menjarit baju sendiri, banyak terjadi kendala.
Salah satunya baju siswa tidak jadi tempat waktu. Begitu juga masalah anggaran yang disiapkan pemerintah terkadang berbeda dengan ongkos tukang jarit.
“Kalau jadi satu kan bagus. Ini juga mensiasati jika anggaran jarit baju lama turun. Kami takut kain datang anggaran jarit tidak turun kan masalah juga,” ujarnya lagi. (*)