Warga Gendayakan Sujud Syukur Setelah Relawan Temukan Air Bersih di Gua Vertikal
Bahkan ada warga yang harus ke Pacitan untuk mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari Hingga sekitar tahun 2000, tangki-tangki penjual air mulai ma
Namun air tersebut tidak serta merta bisa alirkan untuk dikonsumsi oleh warga.
Tim tanggap darurat kemudian mengajak ahli untuk merekayasa konstruksi dalam untuk pemompaan air dan pemipaan air dalam goa agar bisa mengalir keluar.
Selain itu, mereka juga mengambil sampel air untuk uji kelayakan konsumsi.
"Alhamdulilah airnya layak konsumsi dengan PH 7 koma sekian. Konstruksi dalam juga dipetakan oleh ahli," jelas Wijayanto.
Mereka kemudian mulai proses eksplorasi untuk menaikkan air dari dalam perut bumi pada Jumat (4/10/2019) pagi.
Mereka mengawalinya dengan memasang lintasan untuk turun ke dalam gua.
Kemudian warga dan tim mulai menurunkan pipa dan bak air pada Sabtu (5/10/2019).
"Setelah beberapa kali uji coba, akhirnya Senin shubuh air keluar dari mulut goa. Yang kita rasakan euforia luar biasa. Hampir 3 hari 3 malam tim ada di dalam gua. Menangis semua. Yang ada hanya rasa syukur," kata Wijayanto.
Wilayah Paranggupito masuk wilayah karts Gunung Seribu yang memiliki gua vertikal dan dalam.
Salah satu keistimewaan gugus karst, menurut Wijayantoa dalah banyak gua, baik gua vertikal ataupun horisontal.
Khusus untuk wilayah Paranggupito yang masuk wilayah karts Gunung Seribu, kebanyakan memiliki gua vertikal dan dalam.
Untuk menaikkan air bersih dari perut bumi, Yudi mengatakan tim tanggap darurat melibatkan warga sekitar.
"Ada tiga kali tahapan. Yang pertama survei, lalu tim tekhnis datang, dan terakhir tim pemasangan pompa. Sementara air masih ditampung menggunakan tandon air sehingga sudah bisa dimanfaatkan oleh warga," jelasnya.
Sementara itu Wijatanto menjelaskan biaya semua proses hingga air bisa keluar menggunakan dana swadaya dari tim, donatur pribadi, dan masyarakat.
Hingga air keluar dari mulut gua, diperkirakan telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 25 juta.