Laporan Kebakaran di Kintamani Datang Silih Berganti, Petugas Damkar Sampai Kewalahan
Baru selesai di satu lokasi, datang laporan lagi di wilayah lain. Peristiwa ini sudah terjadi sejak Sabtu (19/10/2019).
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Widyartha Suryawan
Dalam kondisi ini Damkar Bangli yang lebih dulu turun ke lokasi untuk penanganan sekaligus meninjau apakah titik api mampu dijangkau dengan selang.
“Apabila titik api tidak mampu dijangkau, kan mubazir kita minta bantuan. Karena arah anginnya juga tidak diketahui. Kalau embusan angin mengarah ke jalan, tentu bisa diantisipasi,” tuturnya.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli, I Ketut Agus Sutapa mengungkapkan, kebakaran lahan di jalur Penelokan diketahui berjarak 500 meter ke utara, dari titik api pada Sabtu (19/10/2019).
Kobaran api mulai terihat sekitar pukul 15.00 Wita.
“Masih kencangnya tiupan angin dilokasi kejadian mempercepat rembetan kobaran api. Diyakini sumber api berasal dari percikan api dari titik kebakaran semalam,” ucapnya.
Pihaknya menambahkan, penanganan kebakaran kemarin dilakukan oleh beberapa pihak.
Di antaranya tim Damkar Bangli dengan menurunkan dua unit mobil damkar dan satu unit tangki air kapasitas 5.000 liter, BPBD Bangli satu unit tangki air kapasitas 5.000 liter.
“Pemadaman juga dibantu oleh Damkar Gianyar Pos Ubud dengan menurunkan dua unit mobil damkar, Air Minum Sangsang dengan dua unit tangki air kapasitas 11.000 liter, Koramil Kintamani, Polsek Kintamani, serta truk tangki warga sekitar. Selain itu penanganan juga dilakukan secara konvensional oleh petugas BKSDA Penelokan karena titik api sudah mendekati hutan cemara BKSDA,” tandasnya.
Uruk Api dengan Tanah
Perbekel Desa Subaya, Kintamani, I Nyoman Diantara mengungkapkan, kebakaran terjadi sanggah warga serta lahan.
Kebakaran di Desa Subaya, kata dia, dipicu angin kencang sehingga terjadi gesekan antar ranting yang berada di pepohonan.
Ia belum mampu menyebutkan secara pasti berapa luas lahan yang terbakar karena mengingat hampir setengah wilayah Desa Subaya merupakan hutan.
Namun diperkirakan luas lahan yang terbakar mencapai lebih dari lima hektare, meliputi lahan perkebunan masyarakat yang berada di pinggiran hutan.
Kendati demikian, ia mengaku kebakaran telah diantisipasi masyarakat setempat dengan upaya pemadaman secara manual.
Upaya ini lantaran mobil damkar pemkab Bangli dinilai tidak bisa menjangkau titik api.
“Walaupun bisa (menjangkau), akses jalan untuk masuk mobil damkar juga tidak memungkinkan. Mengingat di Subaya sulit air, upaya pemadaman api dengan cara menabur tanah untuk menghalau kebakaran meluas hingga pemukiman,” ujarnya. (*)