Curahan Hati Monik Sipir Lapas Perempuan Denpasar, Hanya Modal Sabar

Dalam menjalankan tugasnya sebagai sipir, Monik mengaku hanya bermodal kesabaran

Penulis: Noviana Windri | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Noviana Windri Rahmawati
Monik, sipir Lapas Perempuan Denpasar saat ditemui Tribun Bali di Lapas Perempuan Denpasar, Kerobokan, Badung, Rabu (23/10/2019). Curahan Hati Monik Sipir Lapas Perempuan Denpasar, Hanya Modal Sabar 

Curahan Hati Monik Sipir Lapas Perempuan Denpasar, Hanya Modal Sabar

Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebagian besar masyarakat menganggap kehidupan di dalam lapas menyeramkan.

Karena lapas dihuni orang-orang yang melanggar hukum, mulai dari kasus narkotika, pencurian, korupsi, hingga pembunuhan.

Pernahkah membayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang penjaga lapas atau lebih dikenal dengan sipir?

Salah satu sipir Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar, Ni Putu Krismonika Septianjani Putri menceritakan suka dukanya menjadi sipir lapas.

Monik tidak menyangka bisa menjadi petugas lapas, setelah dua kali gagal mengikuti seleksi polwan.

Lapor Lewat Aplikasi Salak Bali, Aduan Masyarakat Bisa Diproses Dalam Waktu Tiga Menit

Live Streaming Bhayangkara FC vs Persib Bandung, Live Indosiar Kick-off 19.30 WITA

"Saya lulus SMA tahun 2016. Saya dulu cuma iseng saja ikut CPNS Kemenkumham. Karena sebelumnya 2 kali tidak lulus seleksi polwan. Ya tidak menyangka lolos," ceritanya, kepada Tribun Bali, Rabu (23/10/2019).

Dalam menjalankan tugasnya sebagai sipir, Monik mengaku hanya bermodal kesabaran.

"Di sini banyak warga binaan yang berbeda-beda karakter karena ada banyak kepala. Ada yang baik dengan saya, ada juga yang tidak. Nah, yang tidak ini harus dihadapi dengan ekstra sabar. Pokok hanya modal sabar saja sebagai petugas lapas," ungkapnya.

Untuk menghadapi warga binaan dengan karakter berbeda, Mobik terlebih melakukan pendekatan dengan lebih dulu melihat suasana hati warga binaan tersebut.

KRI Bima Suci - 945 Sandar di Pelabuhan Benoa, Ini Kegiatannya Selama di Bali

Perjalanan Dokter Terawan: Dipecat IDI dengan Bobot Pelanggaran Berat, Kini Dipercaya Jabat Menkes

"Biasanya saya lihat dulu mood warga binaannya. Sama seperti kita ya. Kalau mood-nya bagus ya saya dekati. Kalau tidak ya mereka akan mendekati," ujarnya.

Wanita asal Tabanan ini juga tetap menjaga komunikasi sesuai porsinya dengan warga binaan.

Tak hanya berjaga pada siang hari, Monik juga sering bertugas pada malam hari.

Bahkan dirinya tidak takut kepada warga binaan, melainkan hanya takut jika terjadi gempa saat menjalankan tugasnya.

"Kendalanya saya hanya takut kalau ada gempa saja. Karena harus buka semua sel ini gimana caranya kan. Kalau kendala lainnya tidak ada," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved