2020, Seluruh Pembangkit Listrik di Bali Wajib Pakai Gas, Tak Mau Pakai Gas, Koster Usir PLTU CB
Koster pun dengan tegas meminta PLTU Celukan Bawang (CB) tahap kedua menggunakan gas. Jika tak mau, gubernur mengusir dan mencabut rekomendasinya.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Gubernur Bali Wayan Koster berencana akan mengganti seluruh bahan bakar pembangkit listrik yang ada di Bali menggunakan bahan bakar gas.
Koster pun dengan tegas meminta PLTU Celukan Bawang (CB) tahap kedua menggunakan gas. Jika tak mau, gubernur mengusir dan mencabut rekomendasinya.
Rencana penggunaan gas untuk pembangkit listrik ini akan segera direalisasikan pada 2020 mendatang. Gas dipilih karena lebih ramah lingkungan dan murah.
Koster dalam sambutannya saat menghadiri acara ulang tahun SMAN 1 Singaraja, Jumat (25/10/2019) menyebutkan, kebijakan tersebut telah ia susun dan sudah diberikan ke pusat.
• Gapasdap Minta Pemerintah Tak Paksakan Penerapan Biosolar B30
• Hujan Cepat Turun Jika Ada yang Berdarah, Krama Desa Adat Seraya Gelar Prosesi Gebug Ende
Pada 2020 mendatang, kata Koster, seluruh pembangkit listrik yang ada di Bali, yang awalnya masih menggunakan bahan bakar minyak atau batubara, harus sudah diganti menggunakan bahan bakar gas.
Koster juga menyebutkan, ia akan menerapkan Bali mandiri energi listrik.
"Kita ketahui saat ini Bali masih ketergantungan dengan energi dari daerah lain. 400 megawatt dipasok dari Paiton. 850 megawatt ada di Bali. Sementara bila kebutuhan puncak, di Bali membutuhkan 910 megawatt. Selisih antara ketersediaan dan kebutuhannya tipis. Kalau terjadi sesuatu di Paiton, listrik di Bali jadi mati atau menyala secara bergilirian. Karena itu saya putuskan Bali harus mandiri energi," jelasnya.
Pada 2020 mendatang, imbuh Koster, ia akan membangun tenaga listrik di beberapa titik, yang jumlah cadangannya sampai 2.500 megawatt untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Bali hingga 20 tahun ke depan.
Salah satunya, dengan pembangunan PLTU Celukan Bawang tahap kedua, berbasis tenaga gas dengan kapasitas sekitar 700 megawatt.
• Lepas Jabatan Menteri, Susi Pudjiastuti Pulang Kampung Disambut Warga: Welcome Back, Bu
• Polda Jatim Sebut Tangkap Lagi Publik Figur Bersama Pria Pemesannya di Hotel Kota Batu
"Celukan Bawang nanti saya suruh ganti dengan gas. Saya sudah panggil investornya. Saya bilang, kamu (investor PLTU Celukan Bawang, red) tidak boleh lagi menggunakan batubara. Harus gunakan gas. Kalau kamu tidak sanggup, pergi. Saya tidak butuh. Walaupun kamu sudah punya rekomendasi, kalau tidak ikut kebijakan gubernur, rekomendasinya saya cabut. Jangan macam-macam kamu," ancam Ketua DPD PDIP Bali ini.
Koster menambahkan, khusus PLTU Celukan Bawang, perggantian bahan bakarnya akan dilakukan secara bertahap mengingat investasi dan infrastruktur yang diperlukan juga besar.
Sehingga ia mengaku akan lebih mengutamakan pembangkit-pembangkit listrik milik PLN terlebih dahulu, yang awalnya menggunakan bahan bakar minyak untuk diganti menggunakan gas.
"Pembangkit lain milik PLN dulu yang disiapkan. Begitu sudah siap, barulah PLTU Celukan Bawang diubah. Namun semua ditarget teralisasi 2020," terangnya.
Sementara General Affair PT General Energi Bali (GEB) Indrianti Tanutanto, hingga berita ini ditulis belum bisa dikonfirmasi. Ia tidak mengangkat telepon serta membalas pesan singkat yang dikirim Tribun Bali.
• Bali Hanya Dapat Jatah Satu Menteri, GPS Bandingkan Zaman SBY Hingga Sebut Perpres Teluk Benoa
• Mengenal Keluarga Angela Tanoesoedibjo, Putri Bos MNC Group Punya 3 Adik Lulusan Luar Negeri
Dukung Kebijakan