“Menembus Rasa” Pameran Seni Lukis Cat Air dari Made Mahendra Mangku dan Nur Ilham
Lapis demi lapis cat bercampur air meresap secara transparan di lembar kertas khusus, secara perlahan membentuk diograma komposisi warna atau mewujud
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
“Saya mencoba memberikan kesadaran bahwa keindahan tidak hanya datang dari objek-objek yang terlihat 'beautiful' atau 'indah", tutur Ilham, menegaskan pandangan estetiknya dalam berkarya, Kamis (7/11/2019) di Santrian Art Gallery saat press conference.
Hal sebaliknya pun pada eksplorasi karya non representasional oleh Made Mahendra Mangku, media ini memberinya berbagai kemungkinan ekpresi sepontan yang begitu kaya akan efek-efek warna.
Mulai dari goresan warna dari brushstrokes, lelehan dan cipratan warna, hingga endapan warna yang timbul dari efek air.
Pelukis yang setia mengeksplorasi aspek formal dalam estetika seni abstrak (non representasional) ini, telah mencoba bereksplorasi pada berbagai media seni lukis.
Cat air merupakan salah satu media yang ia tekuni hingga kini, karena menurutnya media tersebut selalu memberikan tantangan berbeda di saat berkarya.
Karakter cat air yang transparan, dengan kertas yang langsung menyerap warna tercampur air, membuat proses berkarya penuh dengan spontanitas.
Menjadikan setiap proses berkarya berpeluang menemui kegagalan.
• Sukses di Dunia Entertainment dan Bisnis, Ruben Onsu Pekerjakan 5.600 Karyawan
• Pembatas Jalan di Teuku Umar dan Hayam Wuruk Denpasar Akan Dipermanen
Maka dari itu diperlukan metode di dalam berkarya, menurut Mangku, metode itu berupa penyelarasan antara ide atau pikiran, tangan dan rasa.
Saat semua aspek tersebut dapat selaras, sedari awal proses berkarya dimulai ia sudah dapat merasakan bahwa karya yang dibuat pasti akan mencapai harmoni.
Begitu pula sebaliknya, ketika dalam proses berkarya ketiga aspek tersebut tidak dapat selaras, karya tidak akan mencapai harmoni sesuai yang diharapkan.
Walaupun tergolong gagal dalam proses, Mangku tetap menyelesaikan setiap karyanya, karena dapat menjadi bahan evaluasi.
Itulah keunikan cat air, membuat Mangku tidak pernah bosan untuk bereksplorasi memakai media tersebut.
Secara visual, karya Nur Ilham dan Mahendra Mangku terlihat berbeda bahkan bertolak belakang, yang satu realis dan lainnya abstrak.
Mereka yang telah berteman semenjak Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) tahun 90-an dan baru bertemu kembali sejak beberapa tahun terakhir melalui media sosial.
Walaupun secara kasat mata berbeda dalam gaya ungkap dan subjek matter, sejatinya ada yang sama atau senada di balik perbedaan itu.