Dana Talangan PKB 2019 Tak Kunjung Dapat Ganti, Gus Gangga Sampai Harus Jual Mobil

Berakhirnya Pesta Keseninan Bali (PKB) XLI 2019 ternyata menyisakan beban bagi para seniman di Bangli

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Dok Sanggar Belog
Pementasan Parade Lagu Pop Bali dari Sanggar Belog dalam pementasan PKB XLI 2019. Dana Talangan PKB 2019 Tak Kunjung Dapat Ganti, Gus Gangga Sampai Harus Jual Mobil 

Dana Talangan PKB 2019 Tak Kunjung Dapat Ganti, Gus Gangga Sampai Harus Jual Mobil 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Berakhirnya Pesta Kesenian Bali (PKB) XLI 2019 ternyata menyisakan beban bagi para seniman di Bangli.

Sejumlah seniman mengeluh lantaran dana talangan yang dikeluarkan tak kunjung mendapat ganti dari Pemda.

Seperti diungkapkan Ida Bagus Gangga Prawita, Kamis (7/11/2019).

Ia mengungkapkan bahwa sanggarnya terpilih menjadi Duta Bangli dalam pementasan Parade Lagu Pop Bali.

Total anggaran yang dibutuhkan demi suksesnya acara tersebut mencapai Rp 75 juta.

Namun demikian, pihaknya baru menerima 40% yang dibayarkan pada bulan Juli 2019 lalu.

“40% itu saya terima ketika berangkat ke PKB Juli lalu. Sementara sisanya, saya sendiri yang menalangi selaku Ketua Sanggar Belog Ajum. 10 Juli saya pentas, sekarang sudah 7 November, namun belum juga dibayar,” katanya.

Lantaran tak kunjung dibayar, Gus Gangga mengaku sampai menjual mobil miliknya.

Upaya ini untuk menutup seluruh pengeluaran, salah satunya untuk memberikan honor 30 seniman yang ikut serta sebagai Duta Bangli melalui sanggarnya.

Terutama untuk seniman anak-anak agar mereka tidak kecewa serta mau melanjutkan untuk berkesenian.

“Tugas saya juga membimbing anak-anak, serta membantu anak-anak membangkitkan kesenian di Bangli. Makanya tiang mau menanggulangi itu sampai jual mobil,” bebernya.

Ihwal pembayaran dana talangan PKB yang nunggak sekian bulan, Gus Gangga menilai PKB ini sejatinya merupakan kegiatan tahunan.

Ketua Umum Penyelenggara Harbolnas Beri Tips agar Tak Jadi Korban Diskon Abal-Abal

Pengakuan Ni Kadek Putri Sila Yanti Lihat Tiara Tertawa Lepas hingga Terbaring Lemah di Pembaringan

Misi diadakan PKB pun diakuinya sangat mulia yakni untuk melestarikan serta membangkitkan seni dan budaya di Bali.

Namun ia menyesalkan mengapa anggaran PKB bagi para seniman justru tersendat.

“Pemerintahan ini diatur oleh orang-orang intelek, orang-orang terpilih, terdidik, cerdas, namun kenapa kok bisa seperti itu (pembiayaan tersendat)? Masa seniman yang sudah kerja keras, pemerintah juga ketika kami latihan tidak pernah ditengoknya. Kami pentas juga tidak ditengoknya, lalu kami norok. Anggaran itu sudah kurang sebenarnya dan saya juga norok. Tetapi saya harus menanggulangi lagi dengan menjual mobil saya,” ucapnya.

Lanjut pria yang akrab disapa Gus Malong ini, pihaknya tidak pernah mendapatkan janji apapun ihwal pencairan dana PKB bagi seniman.

Ia juga mengatakan bahwa ada informasi akan dibuatkan grup WhatsApp, namun diakui tidak ada grup apapun yang sampai padanya.

Untuk urusan PKB, ia menegaskan bahwa pihaknya punya dedikasi.

Namun ia menyangsikan mengapa tidak ada penjelasan apapun dari pemerintah seandainya bisa mengembalikan dana talangan.

“Barangkali bukan hanya tiang, namun ada seniman-seniman lain sebagai duta PKB mengeluhkan hal yang sama. Cuma tiang tidak pernah ketemu. Dulu kata kabidnya di sana ada grup WA, tapi tidak pernah sampai ke tiang,” imbuhnya.

Gus Gangga menilai pemerintah harus berupaya memproteksi para seniman baik anak-anak maupun seniman senior yang ingin mengabdi.

Senam Nangun Sat Kerthi Loka Bali Warnai Perayaan HKN 2019 di Lapangan Renon

Dukung Elektronifikasi, Bali Akan Dorong Implementasi Transaksi Non Tunai

Sehingga para seniman tidak harus mengorbankan fisik, mental, serta materinya semata-mata hanya untuk menjadi Duta Bangli.

“Seandainya pemerintah bisa mengatur rumah tangganya, seniman tidak akan terbengkalai seperti ini. Terlebih PKB adalah kegiatan rutin, kan kerja mudah bagi pemerintah untuk memikirkan anggarannya. Lain halnya PKB itu kegiatan insidentil. Kasihan kan seniman. Dia sudah kerja lelah fisik dan mental, dia harus ngatur orang, harus nalangin, harus norok. Kapan kita bisa maju kalau seperti itu terus?” ucapnya.

Untuk acara PKB, pria asal Gria Bukit Bangli ini mengatakan sebelumnya pernah ikut serta dalam kegiatan teater.

Tepatnya saat pemerintahan mantan Bupati Arnawa.

Kala itu pencairan dana PKB juga sempat ngadat. Namun diakui tidak selama ini.

“Walaupun saat itu juga lambat, nggak lebih dari sebulan dana talangan sudah kembali. Barangkali kalau masih seperti ini kondisinya, tiang sangat kapok tahun depan ikut lagi. Lebih baik tiang bekerja dengan teman, tiang dedikasi dari belakang layar,” tandasnya.

Tunggu Dana PHR Denpasar

Sementara itu, Kepala Bidang Kesenian Bangli, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli, I Nyoman Wiradana membenarkan jika ada beberapa seniman yang belum dilunasi anggaran PKBnya.

Hal ini disebabkan anggaran PKB dirancang melalui sumber anggaran Pajak Hotel dan Restoran (PHR) Denpasar.

RS Bhayangkara Denpasar Kedatangan 21 Dokter Program Internsip

Pemahaman Keuangan Masyarakat Meningkat, OJK Catat Inklusi Tahun Ini Capai 76,19 Persen

“Untuk total dana keseluruhan dianggarkan sebesar Rp 1,7 miliar. Tapi sebagian besar sudah terbayar. Ada sekitar 70% sudah dibayarkan. Sehingga hanya beberapa saja yang belum,” katanya.

Wiradana mengatakan beberapa seniman yang telah terbayar dana PKB-nya, disinyalir karena dianggarkan melalui sumber anggaran lain.

Dengan adanya persoalan pencairan dana PHR Denpasar, pencairan dana PKB bagi beberapa seniman terpaksa ditunda.

Pihaknya tidak menampik bilamana seniman mengeluh terkait kondisi ini.

Namun pihaknya tidak bisa berbuat banyak.

Kendati demikian, Wiradana menegaskan saat ini sudah dianggarkan pada APBD Perubahan.

Tinggal menunggu realisasi APBD Perubahan saja.

“Ada beberapa seniman yang belum dibayar, di antaranya Gong Kebyar Wanita, Pawai, Nyastra, Dalang Cilik, hingga lomba tapel. Tapi untuk gong kebyar wanita tahap pertamanya sudah, tinggal tahap kedua saja. Mudah-mudahan dalam minggu depan ini sudah bisa diproses pencairan kekurangannya,” kata Wardana.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved