Kebahagian Dapat Dirasakan dalam Waktu Lama, 3 Jenis Kebahagiaan Menurut Motivator Edvan M. Kautsar
Menurut Edvan, kebahagiaan dibagi menjadi tiga, yakni kebahagiaan fisik, kebahagiaan fisik, kebahagiaan emosi dan kebahagiaan dalam memaknai kehidupan
Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Meika Pestaria Tumanggor
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dalam kegiatan seminar motivasi Change Management yang digelar Pemprov Bali, motivator muda Indonesia Edvan M. Kautsar menjelaskan materi tentang jenis-jenis kebahagiaan.
Menurut Edvan, kebahagiaan dibagi menjadi tiga, yakni kebahagiaan fisik, kebahagiaan fisik, kebahagiaan emosi dan kebahagiaan dalam memaknai kehidupan.
Yang membedakan adalah Kebahagiaan fisik dan kebahagiaan emosi jangka waktunya terbatas, sedangkan orang yang mendapat kebahagiaan karena memaknai kehidupannya maka dapat dirasakan dalam waktu yang lama.
Contoh dari kebahagiaan fisik, misalnya berapa lama seseorang bahagia ketika membeli mobil baru atau berapa lama merasa bahagia ketika naik jabatan.
• Jangan Abaikan Rasa Nyeri di Tujuh Bagian Tubuh Ini, Bisa Jadi Pertanda Penyakit Berbahaya
• Pameran Terpadu Hingga Modern Dance Competetion, Ini Kegiatan di Level 21 Mall Selama Bulan November
Ketika baru bekerja mungkin seseorang akan bahagia, setelah sebulan atau dua bulan, tugas semakin banyak, perubahan besar, kewajiban dan tanggung jawab semakin berat, kebahagiaan itu pun menjadi hilang.
“Oleh dari itu kalau bekerja hanya mencari kebahagiaan fisik maka kebahagiaan yang didapat waktunya pasti terbatas,” jelas Edvan di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Provinsi Bali, Sabtu (16/11/2019).
Kedua, kebahagiaan emosi, contohnya ketika seseorang dipuji, dihargai dan dihormati.
Sayangnya, penelitian dari Kementerian Kesehatan menemukan 1 dari 5 penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa, dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi.
Tingkat yang paling rendah biasanya ada di kantor-kantor.
Orang itu biasanya mempunyai penyakit ‘susah melihat orang senang, senang melihat orang susah'.
Ketiga, kebahagiaan dalam memaknai sesuatu dalam kehidupan.
• Minim Anggaran, Pemkab Badung Tak Lagi Adakan Pesta Kembang Api Pada Malam Pergantian Tahun
• Birokrasi Tak Boleh Kaget Agenda Perubahan Pemimpin, Pemprov Bali Gelar Seminar Manajemen Perubahan
Contohnya, orang yang bekerja sebagai penjaga pintu tol.
Dia merasa bermanfaat bagi sesama walaupun dengan penghasilan yang terbatas.
“Ketika seseorang tahu hikmah dibalik kehidupannya, maka orang itu akan merasa menjadi orang yang paling bahagia,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Edvan juga menjelaskan tentang tantangan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
Revolusi industri pertama ditandai dengan penemuan mesin uap.
Revolusi industri Kedua ditandai ketika ditemukan listrik.
Revolusi industri ketiga ditandai ketika ditemukan komputer, dan terakhir Revolusi industri keempat ditandai ketika ditemukan Internet atau segalanya sudah berbentuk nirkabel.
Dalam revolusi industri 4.0 ada yang namanya era disruptive, yang mana terdapat kondisi yang disebut VUCA terdiri dari Voletality/rapuh, Uncertainty/penuh ketidakpastian, Complex/rumit dan Ambiguity/rancu.
Dalam era revolusi Industri 4.0 juga banyak perusahaan yang hancur tetapi bukan karena kompetitornya melainkan karena sebuah aplikasi.
• Baru Berusia 9 Tahun, Sakti Danendra Jadi The Best Keyboardist pada Udayana Jazz Festival 2019
• Main Drum Sejak Kelas II SD, Prabu Satvika Sabet Juara II Nasional hingga Tampil di Singapura
“Contohnya Nokia. Sebuah brand HP hancur karena menolak bekerjasama dengan android,” tuturnya.
Diakhir materinya, ia meminta para pejabat dan staf Pemprov Bali agar siap menjadi agen perubahan.
Selain itu, agar menyambut perubahan dengan terus belajar, membuka pikiran terhadap kemajuan zaman, bangga dengan nilai dan budaya lokal, serta hidup dengan menjunjung dan menjaga nilai kebudayaan Bali. (*)