Belum Siap Menjadi Lelaki, Putri Natasiya Batal Jadi Ahmad, Hakim Langsung Tutup Persidangan
Putri Natasiya (19) batal mengganti kelamin dan mengubah identitasnya menjadi laki-laki lewat operasi ganti kelamin

Sebuah kiriman dibagikan oleh GridHEALTH (@gridhealth_id) pada 11 Nov 2019 jam 3:08 PST
Selain meminta penetapan sebagai laki-laki, Putri Natasiya juga meminta pengadilan untuk mengganti namanya menjadi Ahmad Putra Adinata.
Bila memutuskan ganti kelamin lewat operasi ganti kelamin, tentunya Putri Natasiya akan menghadapi tindakan medis dengan risiko efek samping yang besar, yang tidak hanya berlangsung selama masa pemulihan, tapi juga bisa berlangsung seumur hidup.
Ini sebabnya setiap orang yang hendak menjalani operasi ganti kelamin harus benar-benar siap dengan segala hasil maupun risikonya.
Asal tahu saja, operasi ganti kelamin tidak hanya dilakukan dalam sekali waktu.
Pasien harus menjalani terapi hormon dahulu sebelum menjalani operasi.
Karenanya, dampak yang dialami pasien tidak hanya terbatas pada komplikasi setelah prosedur ini dijalankan.
Peninjauan dilakukan lebih dari 100 penelitian medis internasional dari operasi ganti kelamin oleh fasilitas intelijen penelitian Agressive Research Intelligence Facility (ARIF) University of Birmingham.
Hasilnya operasi tidak menemukan bukti ilmiah yang kuat bahwa operasi ganti kelamin secara klinis efektif terhadap kelangsungan hidup pasiennya.
Beberapa orang menyesali perubahan organ intimnya, percaya bahwa perawatan medis yang mereka terima gagal untuk kehidupan baru yang mereka pilih.
Dikutip dari WebMD, Hallo Sehat dan dari dokterspkk.com, berikut beberapa dampak dari operasi ganti kelamin;
1. Infeksi dan perdarahan pasca operasi
Saat operasi, dokter akan membuat banyak sayatan pada penis atau vagina. Proses tersebut berisiko melukai pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan dalam jumlah banyak.
Luka operasi juga rentan terinfeksi oleh bakteri, terutama dari jenis staph.
Pada kasus yang parah, infeksi dapat menyebar ke aliran darah dan menyebabkan sepsis. Sepsis yang tidak ditangani dengan tepat berisiko mengakibatkan kegagalan organ.