Sampah Jadi Momok Pariwisata, Koster Sebut Timbulan Sampah di Bali 4.281 Ton Per Hari
Tak bisa dipungkiri, persoalan sampah menjadi masalah paling serius bagi Bali. Sampah pun kini menjadi momok bagi pariwisata Bali.
Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tak bisa dipungkiri, persoalan sampah menjadi masalah paling serius bagi Bali.
Sampah pun kini menjadi momok bagi pariwisata Bali.
Kondisi ini tentunya mengancam perekonomian Bali karena 75-80 persen bergantung pada pariwisata.
Untuk menangani permasalahan darurat sampah ini, Gubernur Bali Wayan Koster menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, Kamis (21/11). Penerbitan Pergub ini mendapat apresiasi dan dukungan dari insan pariwisata di Bali.
“Pergub ini harus segera kita realisasikan karena waktu itu bergulir cepat, dan bagaimana mengatasi sampah itu sehingga tidak menjadi momok dalam pariwisata,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, saat menghadiri penandatanganan Pergub No 47 Tahun 2019 di Rumah Jabatan Gubernur Bali di Denpasar, kemarin.
Rai Suryawijaya berharap persoalan sampah ini tak sampai menurunkan citra pariwisata Bali di tingkat internasional.
Sekarang dari 25 top destinasi pariwisata dunia versi TripAdvisor, Bali masih berada di urutan keempat.
Pulau Dewata kalah dari London (Inggris), Paris (Perancis), dan Barcelona (Spanyol).
Selain itu 75 persen perekonomian Bali ditunjang dari sektor pariwisata, bahkan perekonomian Badung sekitar 80 persen berasal dari pariwisata.
PHRI Badung mengimbau semua pihak mendukung implementasi pergub ini.
“Seluruh elemen masyarakat baik industri maupun instansi harus mendukung (pergub) ini karena demi Bali yang bersih dan Bali yang sehat,” ujar Gung Rai.
Dengan Pergub Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, lanjut dia, diharapkan pengelolaan sampah bisa diselesaikan di tingkat desa, sehingga yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) hanya residunya.
Bagaimana dengan pengelolaan sampah di hotel dan restoran?
Pihaknya akan bekerjasama dengan ahlinya yang berbasis teknologi sehingga sampah-sampah itu langsung bisa dipilah dan dipilih, menjadi sampah basah dan sampah kering.
Dianggap Warning