Warga Selasih Lakukan Aksi Blokade

Begini Pengakuan Warga Tolak Eksekusi Tanah Selasih, Mulai Telanjang Dada Hingga Didorong Jatuh

Konflik sengketa tanah seluas 144 hektare di Dusun Selasih, Desa Puhu, Payangan, Gianyar pada Sabtu (23/11/2019) berujung penolakan keras oleh warga.

Penulis: eurazmy | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Eurazmy
Sejumlah warga petani penggarap di Banjar Selasih, tanah sengketa dengan PT URDD saat melakukan konferensi pers bersama KPA, LBH dan 40 advokat gabungan di Denpasar, Sabtu (23/11/2019) 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Konflik sengketa tanah seluas 144 hektare di Dusun Selasih, Desa Puhu, Payangan, Gianyar pada Sabtu (23/11/2019) berujung penolakan keras oleh warga.

Mengetahui dua unit eskavator masuk lahan beserta pengawalan lengkap 300 anggota polisi, warga spontan memblokade jalan.

Para ibu-ibu yang tergabung dalam aksi spontan ini bahkan secara histeris kompak membuka kaos mereka dan bertelanjang dada mengadang kedatangan alat berat yang hendak mengeksekusi lahan.

Turunkan 300 Personil Gabungan Kawal Eksekusi Lahan Warga Selasih, Begini Kata Kapolres Gianyar

Dua unit Eskavator Mulai Eksekusi Lahan, 300 Polisi Berjaga di Lokasi, Warga Selasih Tak Berdaya

Seorang warga, Putu Astiti yang tengah sibuk memetik daun pisang batu dikejutkan suara teriakan alat berat datang masuk desa.

Melihat alat berat datang bersama ratusan polisi, spontan ibu-ibu petani ini berteriak histeris mengadang jalan.

Putu Astiti, salah seorang ibu yang juga spontan bertelanjang dada ini mengaku secara spontan melakukan aksi itu karena teringat nasib keluarga di rumah.

''Saya minta pak polisi kembalikan saja alat berat itu. Nanti kalau lahan saya gak ada terus biayai keluarga pakai apa, saya juga butuh lahan untuk kerja,'' katanya kepada Tribun Bali.

BREAKING NEWS Ibu-ibu Warga Selasih Telanjang Dada Adang Alat Berat Yang Paksa Masuk Lahan

Meski begitu, anggota kepolisian tetap melakukan pengamanan.

''Mereka gak peduli apa, gak peduli kami, kami didorong-dorong sampe jatuh, bahkan sampe ada yang terluka dijatuhkan, terlempar ke ladang pohon pisang,'' kisahnya sedih.

Namun, penolakan mereka tak berarti.

Mereka tak berdaya menghadapi ratusan polisi yang mengawal alat berat tersebut.

Perwakilan serikat warga petani, Made Sudiantara mengatakan ada sekitar 300 polisi yang memback-up eksekusi lahan ini.

''Jumlah polisi lebih banyak, tiga banding satu dari kami.

Kami tak berdaya dan ada yang terlempar ke ladang pohon pisang,'' ungkapnya.

Begitu perlawanan mereka tak berdaya, para petani ini langsung berangkat menuju Denpasar untuk meminta bantuan hukum kepada LBH, KPA dan pihak terkait. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved