Breaking News

Di Gedong Pura Agung Amerta Bhuana Batam Disungsung Ratu Gede Banaspati Pura Dalem Ped

Pura Agung Amerta Bhuana Batam merupakan pura yang terbesar di Kota Batam, Kepulauan Riau. Di areal pura ada sebuah bangunan Gedong.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Meika Pestaria Tumanggor
TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA
Pura Agung Amerta Bhuana Batam 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pura Agung Amerta Bhuana Batam merupakan pura yang terbesar di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Pura ini memiliki sebuah Padmasana tertinggi di Indonesia dengan tinggi 13 meter atau 28 meter di atas permukaan laut.

Di areal pura ada sebuah bangunan Gedong.

Di bagian depan pintu masuk Gedong ada dua patung rangda.

Menurut pemangku di pura ini, Mangku Putu Satria Yasa yang disungsung di Gedong ini yakni Ratu Gede Banaspati di Pura Dalem Ped.

"Ya kami ada bangunan Gedong yang merupakan penyungsungan Ratu Gede Banaspati Pura Dalem Ped," kata Pemangku yang aslinya berasal dari Bondalem Buleleng ini, Sabtu (23/11/2019).

Adapun pelaksanaan odalan di pura ini dilaksanakan pada Rahina Purnama Sasih Kalima.

Terakhir dilakukan piodalan pada 12 November 2019 lalu yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra Tulikub dari Griya Muncan Karangasem.

Selain pura di areal ini juga dibangun sebuah kuil yang diperuntukkan bagi warga India.

Kuil ini bernama Sri Lalitha dimana bangunannya berada di sebelah kiri tangga masuk ke pura.

Di Pura ini, setiap hari Minggu pukul 09.00 - 13.00 juga ada kegiatan pasraman bagi siswa dari PAUD hingga SMA.

"Sampai saat ini pasraman ini telah memiliki murid sebanyak 283 orang. Pasraman ini sudah ada sejak 1995 yang awalnya dilakukan di Pura Satya Dharma," tutur lelaki yang datang ke Batam tahun 1991 ini.

Di pasraman inilah siswa belajar Agama Hindu.

Staf Khusus Milenial Jokowi Tetap Digaji Penuh Meski Tak Kerja Full Time, Nominalnya Rp 51 Juta

19.409 Unit Kendaraan di Karangasem Menunggak Pajak

Keluarga Cukup Serahkan Akta Kematian, Disdukcapil Anggarkan Setengah Miliar untuk Santunan

Hal ini dikarenakan di sekolah tak ada pelajaran Agama Hindu karena jumlah siswa beragama Hindu di sekolah tersebar dengan jumlah sedikit.

"Di satu sekolah hanya ada 5 siswa, itupun tingkatan kelas mereka beda sehingga sulit. Kalau misalkan ada 20 orang masih bisalah," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved