Pukul 05.30 Wita, Ular Piton 4 Meter Kejutkan Pemukiman Warga di Jalan Cok Agung Tresna Denpasar
Senin (9/12/2019) pagi, warga di Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar dikejutkan dengan penemuan ular sepanjang 4 meter
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Senin (9/12/2019) pagi, warga di Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar dikejutkan dengan penemuan ular piton sepanjang 4 meter.
Ular piton ini ditemukan sekitar pukul 05.30 Wita.
Dari penemuan ular piton di Denpasar ini kemudian dilaporkan ke BPBD Kota Denpasar.
Ular ini masuk ke pemukiman di samping Restoran Renon Jl. Cok Agung Tresna, Denpasar.
Menurut Kepala BPBD Kota Denpasar, IB Joni Ariwibawa, ular ini merupakan jenis ular piton yang memiliki panjang sekitar 4 meter.
Pihaknya pun mengaku mengarahkan tim dari Pos Juanda ke tempat penemuan ular piton untuk kemudian dilakukan penangkapan.
Agar tak ada ular masuk pemukiman, ia mengimbau agar masyarakat membersihkan lingkungan sekitar rumah.
"Antisipasinya dengan membersihkan lingkungan sekitar dari rerimbunan semak yang bisa menarik perhatian ular," kata Joni.
Sementara itu, Kadek Adi Saputra dari Yayasan Bali Reptile Rescue, Jembrana, mengungkapkan bahwa ular merupakan reftil pemalu.
Ular tak akan menyerang jika tidak diserang.
"Ular sebenarnya pemalu. Ia tidak akan menyerang bila tidak diserang. Namun saat kita lihat ular dalam otak sudah berpikir untuk membunuh. Coba kita biarkan maka dia akan lewat," kata Adi Saputra.
Sementara itu, beberapa ular memang suka masuk rumah warga.
Hal ini dikarenakan ular suka tempat lembab, ada tumpukan, dan ada tikusnya.
"Dalam kepercayaan Bali jika ada ular masuk rumah harus mecaru untuk membersihkan kekotoran secara niskala itu juga bisa, tapi ingat juga membersihkan lingkungan. Jika di rumah ada tikus otomatis ular akan mencari tikus," katanya.
Selain itu, ia juga mengajak masyarakat agar tak percaya mitos ular takut garam.
Menurutnya, yang takut garam adalah hewan berlendir seperti belut.
Sementara ular takut dengan wewangian yang menyengat dikarenakan dalam tubuh ular ada jacobson yang jika mencium bau manyengat akan terganggu.
"Ular takut wewangian atau parfum menyengat karena dalam ular ada jacobson, sensorik ular jika ada bau menyengat akan terganggu," katanya.
Seseorang juga harus bisa membedakan karakter ular berbisa maupun tidak.
Pertama bisa dilihat dari kepala.
Ular berbisa, bentuk kepalanya cenderung bulat atau segilima.
Sementara jika dilihat dari ekor, ular berbisa hanya memiliki satu sisik di bawah ekor dan yang tidak berbisa dua sisik.
"Tapi yang lebih mudah memang dari bentuk kepala. Karena bisanya ada di dalam kepala bukan di tubuh ular," katanya.
Sementara itu, menurut pemelihata ular yang tinggal di Denpasar, Ketut Oka Widhiartana, biasanya ular akan masuk ke rumah warga saat musim hujan.
Hal ini dikarenakan pada musim hujan, sarang ular tersebut tergenang air sehingga ular tersebut kebanyakan memilih keluar sarang.
Selain itu, ular juga banyak telur ular akan menetas pada akhir tahun sehingga populasi ular di akhir tahun akan semakin meningkat.
Jika tak mau rumah anda dimasuki ular, maka rajinlah membersihkan rumah.
Jangan biarkan rumah lembab.
"Ular suka tempat lembab, jika rumah lembab maka ular gampang masuk rumah. Sehingga rumah harus wangi, karena ular tidak suka wangi-wangian," kata Oka saat ditemui di rumahnya belum lama ini.
Selain itu di setiap pintu masuk juga dipasang ‘jimat’ yang ampuh untuk menangkal ular masuk rumah.
‘Jimat’ tersebut yakni keset ijuk.
“Pada pintu masuk taruh keset ijuk, karena ular takut lewat keset yang bergerigi karena ular takut tertusuk badannya tertusuk keset itu,” katanya. (*)