BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 6 Persen, Peningkatan Kedatangan Wisman Jadi Penopang

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho, optimistis pertumbuhan ekonomi 2019 berada di atas 6 persen.

KpwBI Provinsi Bali
Kepala KpwBI Provinsi Bali, Trisno Nugroho bersama Wagub Bali Cok Ace dan stakeholder pada pertemuan tahunan BI Provinsi Bali, Senin (16/12/2019) 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho, optimistis pertumbuhan ekonomi 2019 berada di atas 6 persen.

“Kalau pertumbuhan ekonomi 2019 itu, sampai akhir tahun proyeksi saya antara 5,4-5,8 persen. Kalau tahun itu depan sekitar 5,7-6,1 persen,” sebutnya di Denpasar, Senin (16/12/2019).

Pertumbuhan ekonomi ini, jauh lebih baik dibandingkan beberapa tahun belakangan.

Seperti di 2015 lalu yang hanya 4,9 persen. Bahkan 2017 hanya 5,1 persen, dan 2018 naik 5,2 persen.

Pertumbuhan ekonomi Bali, kata dia, jika dibandingkan wilayah lain di Indonesia juga lebih baik. Dicontohkan Kalimantan dan Sumatera hanya 4 persen.

Trisno menyebutkan, ada beberapa faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Bali. Di antaranya adalah pariwisata.

“Kami melihat data 2019 Januari-Juni agak di bawah, begitu Juli sampai Desember meningkat dan cukup stabil. Bahkan tahun ini ada dua bulan, kedatangan wisman (wisatawan mancanegara) sampai 600 ribu ke Bali,” sebutnya.

5 Cara Dan Syarat Turun Kelas BPJS Kesehatan Dengan Program Praktis, Berlaku hingga 30 April 2020

Bali United Rekrut Pemain Jelang Ladeni Tampines Rovers,  Berikut Nama yang Diincar

Padahal tahun lalu, kedatangan wisman sampai 600 ribu hanya terjadi sekali saja.

Ia pun yakin jika tahun depan, kedatangan melebihi 500 ribu wisman dalam sebulan ini bisa sampai tiga kali.

“Rata-rata 500 ribu, semester dua itu di atas 500 ribu semua. Tahun sebelumnya hanya sekali 600 ribu, bahkan 400-450 rata-rata,” sebutnya.

Proyeksinya, apabila dari lima tahun terakhir rata-rata wisman 450 ribu-480 ribu yang datang ke Bali.

Jika bisa naik menjadi 500 ribu dalam setahun, bisa mendatangkan hingga minimal 6 juta.

Namun jika lebih dari 3 bulan, bisa mendatangkan sampai 600 ribu dalam sebulan maka bisa sampai 7 juta bahkan lebih.

Ramalan Zodiak Hari Ini Selasa 17 Desember 2019: Gemini Terperangkap Emosi, Virgo Mulai Sadar

Sasar Anak-anak di Lereng Gunung Agung Karangasem, Salurkan Bantuan untuk Cegah Malnutrisi

Kapasitas Pelabuhan

Faktor pendorong lainnya, pada 2020 adalah adanya peningkatan kapasitas pelabuhan. Membaiknya kinerja ekonomi negara mitra dagang, hingga penambahan direct flight

“BI juga sudah melonggarkan suku bunga, LTV, dan sebagainya. Harapannya bank memberikan kredit sehingga ekonomi tumbuh lebih tinggi,” sebutnya.

Dengan pembangunan infrastruktur dan meningkatnya pariwisata, diimbangi dengan konsumsi maka pertumbuhan ekonomi bisa tetap terjaga.

Ia pun mengimbau perbankan, agar tidak lagi wait and see namun action dan memberikan kredit khususnya ke UMKM.

“Apalagi kondisi politik sudah dingin dan optimisme meningkat, jadi seharunya bank kembali berlari,” katanya.

Trisno mengatakan, beberapa faktor penahan pada 2019 adalah investasi yang melambat karena wait and see dunia usaha.

Kemudian ekspor menurun, karena kondisi global juga tidak pasti membuat kinerja ekonomi negara mitra dagang melambat.

Tak dipungkiri juga, pada 2019 juga terjadi perlambatan kunjungan wisman.

Jika dibandingkan Januari-Oktober 2018 dengan kedatangan wisman 5,16 juta orang.

WNA Australia Ini Menangis di Hadapan Hakim PN Denpasar & Minta Maaf ke Indonesia, Begini Sebabnya

Tim Gabungan Sidak Rutan Bangli Bali, Benda-benda Ini Ditemukan di Dalam Sel Tahanan

Pada periode yang sama tahun 2019, kedatangan wisman 5,23 juta orang. Namun secara persentase melambat, dari 2,87 persen tahun 2018 menjadi 1,36 persen pada 2019.

“Kunjungan wisman melambat 2019 ini, karena zero dollar tourism,” sebutnya.

Bencana alam di sekitar wilayah Bali, ekses pelaksaan pemilu pada Mei 2019.

Hingga kompetisi destinasi wisata dunia, khususnya di ASEAN. Devisa Bali, dari target 6,35 miliar dolar pada 2019 hanya mampu menarik 4,66 miliar dolar.

Masih di bawah devisa tahun 2018 sebesar 5,4 miliar dolar. 

Realisasi Investasi Tertahan

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau yang akrab disapa Cok Ace mengamini kinerja pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan III-2019 tetap dapat tumbuh kuat, meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

“Kondisi tersebut tidak terlepas dari pengaruh masih terus berlanjutnya perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok, yang berdampak pada semakin dalamnya perlambatan ekonomi dunia dan melambatnya ekonomi nasional. Sehingga kinerja ekonomi Bali pada triwulan III-2019 tercatat hanya tumbuh sebesar 5,34 persen (yoy),” katanya.

Angka ini lebih rendah (melambat) dibanding triwulan sebelumnya, yang tumbuh sebesar 5,69 persen (yoy).

2 WN Australia Salahgunakan Narkotik, William Menangis dan Sebut Berasal dari Keluarga Broken Home

Pemkab Jembrana Minta ASN Tanggap Bencana Banjir

Meksipun demikian, pertumbuhan tersebut tetap harus diapresiasi dan disyukuri di tengah besarnya tantangan yang dihadapi ekonomi nasional termasuk Bali.

Melambatnya kinerja ekonomi Bali tersebut, kata dia, terutama bersumber dari tertahannya realisasi investasi.

Sementara itu, kinerja konsumsi pemerintah juga perlu ditingkatkan.

Di sisi lain, kinerja konsumsi rumah tangga dan ekspor luar negeri tetap tumbuh membaik sehingga dapat menahan semakin dalamnya pertumbuhan ekonomi tersebut.

Sementara itu, dari sisi lapangan usaha, perlambatan kinerja ekonomi Bali terutama disebabkan tertahannya kinerja lapangan usaha pertanian.

Sebab musim kemarau lebih panjang pada tahun 2019, yang mencapai puncaknya pada triwulan III-2019. Sehingga berdampak terhadap tertahannya produksi pertanian.

“Sejalan dengan itu, mundurnya pengerjaan dan penyelesaian beberapa proyek konstruksi dan infrastruktur, berdampak pada tertahannya kinerja konstruksi di triwulan III-2019,” sebutnya.

Semakin dalamnya perlambatan ekonomi negara mitra dagang utama Bali pada 2019, berdampak pada tertahannya kinerja industri pengolahan.

Meskipun demikian, mulai meningkatnya kunjungan wisman pada triwulan III-2019, setelah sebelumnya mengalami penurunan, dapat mendorong peningkatan kinerja lapangan usaha akomodasi makan dan minum serta transportasi.

Secara akumulatif sepanjang tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Bali masih menunjukkan pertumbuhan yang tinggi dan signifikan serta berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional di periode yang sama, yaitu sebesar 5,67 persen (ctc), meskipun melambat dibandingkan periode sama tahun 2018 5,93 persen (yoy). (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved