Wiki Bali
Wiki Bali - Tirta Empul, Sejarah, Mitos dan Fungsi Pancurannya
Tirta Empul adalah sebuah pura dan tempat melukat (petirtan) yang terletak di Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali.
Penulis: Noviana Windri | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati
TRIBUNBALI.COM, GIANYAR – Tirta Empul adalah sebuah pura dan tempat melukat (petirtan) yang terletak di Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali.
Secara etimologi, Tirta Empul berarti air yang menyembur keluar dari tanah.
Kemudian Tirta Empul berarti air suci yang menyembur keluar dari tanah.
Pura Tirta Empul merupakan salah satu pura penting di Bali yang digunakan oleh umat Hindu untuk proses upacara seperti melasti dan melukat.
Di sisi barat Tirta Empul ada bukit hijau subur berdekatan dengan Istana Nasional Tampaksiring yang dibangun selama pemerintahan era Presiden Soekarno.
Pura dibagi menjadi 3 bagian yaitu Jaba Pura (halaman depan), Jaba Tengah (halaman tengah) dan Jeroan (halaman dalam).
Di tengah-tengah Tirta Empul terdapat mata air yang bersumber dari dalam tanah kemudian disalurkan ke sebuah pancuran.
Pancuran air terbagi menjadi 3 kolam pethirtaan. Kolam paling barat memiliki 13 pancuran air, kolam tengah memiliki 2 pancuran air dan kolam paling timur jumlahnya 6 pancuran air.
• Mantan Sekretaris MA Diduga Terima Suap dan Gratifikasi Senilai Rp 46 M Selama 2011 Sampai 2016
• 7 Shio Ini Diramalkan Kaya Mendadak Tahun 2020, Ada Shio Naga, Apa Termasuk Kamu?
• Jangan Lewatkan 60 Menit Berharga, Berikut Pertolongan Awal untuk Pasien Stroke
POSISI PURA TIRTA EMPUL
Tirta Empul terletak di hulu Sungai Pakerisan, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.
Tirta Empul berada di pinggir jalan utama Denpasar-Kintamani.
Tirta Empul berjarak 32 kilometer dari Kota Denpasar yang dapat ditempuh dengan 1 jam perjalanan dan bisa ditempuh selama 30 menit dari Ubud.
Di sisi barat Tirta Empul terdapat sebuah bukit yang berdekatan dengan Istana Nasional Tampaksiring yang dibangun pada pemerintahan Presiden Soekarno.
Di sisi timur yang tak jauh dari Tirta Empul terdapat Pura Pegulingan.
Di sisi utara Tirta Empul terdapat Pura Mengening.
Di sisi selatan Tirta Empul adalah Sungai Pakerisan dan pepohonan.
Mitologi
Diceritakan bahwa pada zaman dahulu Tirta Empul diciptakan oleh Batara Indra dengan cara menancapkan senjatanya ke dalam tanah.
Seketika muncullah sebuah mata air dari bekas tancapan senjata sang raja kahyangan tersebut.
Air yang muncul tersebut digunakan untuk menetralisasi air beracun atau Yeh Cetik yang diberikan oleh seorang raja dari Bedahulu yang amat sakti, yaitu Raja Mayanadenawa yang terlibat peperangan dengan Batara Indra.
Saking saktinya Raja Mayanadenawa, ia menganggap dirinya sebagai tuhan.
Itulah alasan Batara Indra memerangi Raja Mayanadenawa.
Dalam peperangan tersebut, Raja Mayanadenawa membuat sebuah taktik untuk menghancurkan Batara Indra dan pasukannya dengan air beracun atau Yeh Cetik.
Namun, setelah meminum air pancuran dari bekas tancapan senjata Batara Indra, pasukannya dapat sembuh seperti sedia kala.
• Keluarga Pelaku Penembakan Brutal di Areal Pura Puseh Gianyar Minta Maaf,Ini Yang Sebenarnya Terjadi
• Teka-Teki Teco Terkait Pemain Baru Bali United Untuk Menghadapi Tampines Rovers
• Anak Pelaku Penembakan di Parkiran Pura Puseh, Batubulan Minta Maaf dan Akui Salah Beri Statement
PEMBANGUNAN
Setelah berabad-abad kemudian, mata air tersebut ditata menjadi sebuah tempat pemandian pada tahun 962 Masehi oleh Raja Sri Candrabhayasingha Warmadewa.
Pada tahun yang sama, tempat tersebut diberi nama Pura Tirta Empul atau “Tirta Ri Air Hampul” yang memiliki arti Pathirtaan yang mengepul.
Secara etimologis bahwa Tirta Empul berarti air yang menyembur keluar dari tanah.
Kemudian Tirta Empul berarti air suci yang menyembur keluar dari tanah.
Dua abad kemudian dibangunlah padharman yang berarti bangunan suci di dalam kompleks pemandian Tirta Empul untuk memuja Dewa Indra.
Mata air dari pethirtaan tersebut digunakan sebagai air suci untuk berbagai keperluan.
ARSITEKTUR
Tirta Empul dibangun dengan arsitektur bergaya candi Hindu.
Setiap bangunan memiliki fungsinya masing-masing.
Selain itu, Tirta Empul juga berdiri bagunan modern.
Pada bagian barat Tirta Empul, berdiri sebuah bangunan yang terdapat kolam ikan, kantin dan dan kios oleh-oleh khas Bali.
Sedangkan di sisi timur Tirta Empul, berdiri sebuah wantilan, tempat penyewaan loker, toilet dan ruang ganti.
• Bali Safari & Marine Park Melepaskan Kembali Bonbon, Orangutan yang Disita, ke Alam Liar
• Suaminya Dituntut Penjara Seumur Hidup, Istri Zul Zivilia Jual Semua Gitar Untuk Bertahan Hidup
KEPERCAYAAN AIR SUCI TIRTA EMPUL
Pethirtaan yang terdapat di tengah-tengah area Tirta Empul ini konon dipercaya memiliki kekuatan magis.
Tidak hanya sebagai air untuk penyucian diri atau melukat, tetapi juga dipercaya untuk mengobati penyakit bersifat duniawi, kesehatan hingga jodoh.
Secara tidak langsung Tirta Empul menjadi sumber penghidupan masyarakat setempat.
Karena mata air di pura tersebut menjadi sumber air bagi subak-subak yang mengairi persawahan di sekitar Tirta Empul.
NAMA DAN FUNGSI PANCURAN KOLAM PETHIRTAAN
Sumber mata air yang keluar dari dalam area pura disalurkan melalui pancuran yang dipancurkan ke dalam kolam pethirtaan.
Pancuran tersebut terbagi 3 kolam pethirtaan.
Kolam paling barat yaitu kolam utama memiliki total 13 pancuran air yang terbagi masing-masing dengan nama Tirta Pesiraman, Tirtha Penyakit Kulit, Tirtha Ketenangan Jiwa, Tirtha RematikTirtha Gigi, Tirtha Sakit Tulang, Tirtha Asmara,Tirtha Ketenangan Emosi, Tirtha Penyakit Saluran Nafas,Tirtha Rambut, Tirta Pabersihan, Tirta Pangentas, dan Tirta Pengleburan Ipian Ala
Kolam tengah memiliki 2 pancuran air dengan nama Tirta Pelebur Kutukan dan Tirta Pangleburan Upadarwaning Cor atau pelebur sumpah.
Sementara kolam paling timur jumlahnya 6 buah pancuran yaitu Tirtha Gering untuk melebur kekotoran dalam diri, penetralitas energi negatif, menghilangkan sifar angkara murka, membersihkan aura luar dan dalam, memperoleh keturunan, penyembuhan penyakit berat.
Tirtha Leteh untuk peleburan leteh/sebel/cuntaka, mempercepat penyembuhan penyakit, meningkatkan kesucian.
Tirtha Penyakit Berat, Tirtha Pengulapan, Tirtha Pengenteg Beras, dan Tirtha Kesejahteraan Keluarga (auranya-putih)
KEGIATAN KEAGAMAAN DAN MELUKAT
Umat Hindu melukat setelah melakukan upacara keagaaman.
Di antaranya saat Upacara Persembahyangan Purmana, Persembahyangan Rainan Purnama, Persembahyangan Tilem, Banyupinaruh, Manis Galungan dan Kuningan.
Biasanya, Umat Hindu akan memenuhi Tirta Empul pada kegiatan upacara yang disebutkan di atas.