Berburu Tiket Bali United
Suporter Bali United Kritik Sistem Penjualan Tiket, 'Sudah Tahu Akan Ramai Kenapa Dijual di Kafe'
Akibat antrean membeludak dan tak terkendali ini, pintu kaca kafe pecah dan meja kasir ambruk.
Penulis: eurazmy | Editor: Huda Miftachul Huda
Dia menjelaskan, masalahnya saat ini banyak mencari tiket secara perorangan.
Mereka hanya ingin nonton laga laga penting saja.
Laga akhir dan penting semua ingin menonton. Laga biasa tak ada yang nonton.
"Saat lawan PS Tira Banyak yang gak nonton. Sekarang pas ini semua bingung cari tiket. Saran saya bagusnya mulai sekarang masuk ke komunitas gampang cari tiket. Sebenarnya tidak sulit seperti cari jarum di tumpukan jerami," ujarnya mengibaratakan.
Kericuhan ini terjadi karena suporter sudah tidak sabar dan khawatir tidak kebagian jatah tiket.
Akibatnya, aksi saling dorong antarsuporter pun terjadi.
Surya, seorang suporter Bali United asal Denpasar mengatakan, situasi antrean mulai ricuh sejak kafe dibuka sekitar pukul 11.00 Wita.
Akibat antrean yang berjubel itu, kata dia, beberapa suporter sempat ada yang terinjak bahkan ada yang pingsan.
''Gak sampai sejam itu, langsung kafe ditutup karena ricuh. Pecah itu kaca depan, sama meja kasir di dalem katanya hancur,'' kata dia.
Padahal kata dia, antrean sudah disuruh berbaris rapi di luar kafe, mengingat luas kafe juga tidak mumpuni untuk kapasitas antrean saat itu.
Pantauan Tribun Bali, petugas kafe mengevakuasi puing-puing beton meja kasir yang hancur.
Tampak sejumlah sandal dan pecahan kaca di depan Bali United Cafe yang ditutup pasca ricuh hingga membuat kaca depan pintu kafe pecah.
Hingga siang tadi, puluhan suporter yang belum kebagian jatah tiket masih tetap bertahan di pelataran stadion.
Mereka masih menunggu kemungkinan manajemen dan panitia kembali membuka loket tiket saat situasi sudah kondusif. (*)