Begini Pengelolaan ACJN Rambut Siwi Setelah Serah Terima

Setelah diserahterimakan sementara, Pemkab Jembrana langsung mengkebut pemanfaatan Anjungan Cerdas Jalan Nasional Rambut Siwi

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Irma Budiarti
Humas Pemkab Jembrana
Kondisi ACJN Rambut Siwi, Jembrana, Bali, Sabtu (21/12/2019). Begini Pengelolaan ACJN Rambut Siwi Setelah Serah Terima 

Begini Pengelolaan ACJN Rambut Siwi Setelah Serah Terima

TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Setelah diserahterimakan sementara, Pemkab Jembrana langsung mengkebut pemanfaatan Anjungan Cerdas Jalan Nasional Rambut Siwi.

Aset yang dibangun Pemerintah Pusat itu rencananya akan menampung UMKM lokal sekaligus tempat edukasi dan informasi.

Saat ini sudah ditunjuk pengelola yang bertanggung jawab terhadap pemanfaatan Anjungan Cerdas sehingga mampu berfungsi sebagai rest area terpadu.

Dikatakan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana, Nengah Alit, di Jembrana, Sabtu ( 21/12/2019), pihaknya telah bekerjasama dengan pihak ketiga untuk memanfaatkan aset Anjungan Cerdas.

“Kami dari dinas juga akan memfasilitasi dengan menggelar pementasan Jegog 2 kali dalam seminggu (hari Rabu dan Jumat). Kita menggandeng paguyuban seniman jegog, secara bergilir mereka akan tampil sehingga semua sekaa jegog di Jembrana bisa terlibat,“ kata Alit.

Melalui pementasan itu, ia berharap selain aset Anjungan Cerdas bisa termanfaatkan secara optimal, tapi juga memfasilitasi seniman Jegog Jembrana.

Legenda Timnas Indonesia Ini Resmi Latih Klub Kasta Tertinggi di Malaysia

Metamorfosa Abirama di Single Terbaru Berjudul Ego

“Dengan rutin tampil, sekaa akan termotivasi, sekaligus ikut menjaga pelestarian jegog. Termasuk menjaga kelanjutan regenerasi senimannya sendiri,“ papar Alit.

Sementara Desak Tuty Candra, selaku pengelola Anjungan Cerdas Rambut Siwi menargetkan lebih banyak UMKM tergabung di Anjungan Cerdas.

Dengan demikian ekonomi lokal juga akan bergerak dan ikut merasakan keberadaan Anjungan Cerdas yang dibangun di Desa Yehembang Mendoyo.

Untuk kapasitas, dijelaskan Tuty, ACJN bisa menampung lantai 1 sebanyak 8 UKM dan lantai dasar sebanyak 6 pedagang kaki lima.

Disinggung teknis pengelolaan Anjungan Cerdas, Tuty menjelaskan, pada dasarnya adalah rest area atau tempat transit pengunjung yang ingin beristirahat sejenak untuk makan.

Bisa juga digunakan untuk salat bagi pengunjung umat muslim yang singgah di perjalanan.

“Konsepnya hampir sama seperti rest area lainnya. Pasti ada pengunjung yang makan di restoran, belanja oleh-oleh toko pakaian dan suvenir. Rencananya juga kami tampung produk buah lokal petani Jembrana.
Bedanya di Anjungan Cerdas ini nanti ada pementasan kesenian sekaligus edukasi. Sehingga pengunjung tidak hanya datang untuk melepas lelah di perjalanan, tapi dapat mengambil ilmu dan pengetahuan. Contoh kecilnya misalnya pengunjung dari luar Bali bisa tahu bagaimana cara pembuatan kuliner khas Bali dan kerajinan tangan secara langsung. Jadi tidak hanya membeli tapi bisa berinteraksi sekaligus mendapat informasi secara langsung,“ terangnya.

Cara Tersangka Pencabulan Hipnotis dan Bikin Lemas Korban, Hingga Akhirnya Tak Sadar

Liburan Tahun Baru 2020 di Yogyakarta, Jangan Lewatkan 13 Spot Pesta Kembang Api di Kota Pelajar

Untuk itu, pengelolaan ke depan, manajemen Anjungan Cerdas Rambut Siwi akan memperluas bidang usahanya dengan mengajak para pengusaha kuliner dan handycraff untuk menjual produknya di ACM.

Termasuk para pedagang kaki lima yang memiliki makanan enak dan khas serta memenuhi standar kesehatan juga dirangkul.

“Kami akan kami sediakan tempat juga buat mereka. Untuk saat ini sudah 24 pedagang dan pengusaha kuliner dan handycraff di Jembrana yang mengajukan penawaran kerja sama dengan ACJN. Tetap kami lakukan seleksi agar booth yang satu dengan yang lainnya tidak menjual menjual produk yang sama,“ cetusnya.

Ada persyaratan untuk UKM yang ingin bergabung di antaranya harus mengajukan surat penawaran kerja sama yang dilengkapi dengan profil usaha.

Tujuannya, menurut Tuty, mengetahui secara detail produk mereka baik kebersihan, rasa, kemasan dan harga.

“Kami menerapkan sistem sharing profit/bagi hasil. Dan dari hasil itu kami pergunakan untuk biaya perawatan, kebersihan, keamanan dan biaya biaya pemasaran lainnya," kata Tuty.

Selain mengakomodir UMKM, rencananya di Anjungan Cerdas juga ada ruang display dan pameran.

Kronologi Penusukan Anggota Densus 88 di Jambi oleh Seorang Terduga Teroris, Alami 6 Luka Tusuk

Polisi Tangkap Pria yang Mengaku Punya Banyak Tuyul, Dijual Rp 20 Juta Per Tuyul

Seperti pameran alat-alat pertanian zaman dulu, karena disadari Jembrana sendiri masih kental nuansa agrarisnya.

Tuty selaku pengelola mengaku mulai mengadakan pendekatan dan kerja sama dengan beberapa travel agent, baik dari Jawa maupun Bali.

Selain itu, untuk menarik warga datang, ia telah menyiapkan sejumlah event.

Selain pementasan Jegog 2 kali dalam seminggu yang diisi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana, pihaknya juga menyiapkan pementasan musik dan kesenian yang dijadwalkan reguler, menampilkan kreativitas anak- anak muda di Jembrana.

Acaranya digelar hari Sabtu dan Minggu.

Sehingga ke depan katanya, secara jangka pendek ditargetkan Anjungan Cerdas Rambut Siwi ini mampu menghidupkan ekonomi masyarakat sekitar, dan mempromosikan produk budaya khas Jembrana ke luar Bali.

"Tidak hanya mempromosikan tapi juga mengedukasi berbagai potensi yang dimiliki Jembrana," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved