Pohon Beringin Raksasa yang Dikeramatkan di Munggu Badung Tumbang,Warga Tak Berani Bersihkan Kayunya
Kelian Pura Luhur Beten Bingin mengatakan, pihaknya tidak mau pohon beringin tersebut langsung dibersihkan.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Huda Miftachul Huda
"Bisanya banyak yang mebanten atau sembahyang di sini. Untuk saat tumbang tidak ada orang," jelasnya sembari mengatakan saat tumbang kebetulan hujan gerimis.
Ia pun mengatakan, pohon tumbang itu terjadi sekitar pukul 16.00 wita, hingga mengakibatkan beberapa pelinggih rusak parah.
Dari 13 pelinggih yang tertimpa pohon, hanya 3 pelinggih yang mengalami rusak berat termasuk penyengker.
"Kalau dihitung kerugian bisa mencapai Rp 100 juta lebih. Namun sementara kita akan langkukan upacara penuntunan dulu. Baru dibersihkan," katanya.
• Kronologi Lengkap Sekeluarga India Terseret Arus, Pemandu Kejar Korban Pakai Perahu Rafting
• Anjing Pelacak Diturunkan untuk Melakukan Pemeriksaan di Pelabuhan Padang Bai Karangasem
Made Rai Sujana yang merupakan Bendesa Adat Munggu juga mengakui bahwa pohon beringin yang berusia ratusan tahun itu sangat disakralkan warga.
Bahkan saat upacara pengabenan warga diwajibkan mencari pohon beringin di pura Luhur Beten Bingin ini.
"Memang pohon ini kita sakralkan. Sehingga kita harus buat upacara dulu sebelum dilakukan pemberihan atau pemotongan," jelasnya.
Pihaknya mengaku akan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Badung dalam hal ini BPBD Badung dalam pembersihannya nanti. "Mungin yang tinggi kita akan potong juga nanti. Agar tidak tumbang yang lain, dan menimpa pura," jelasnya. (*)