Warga Hilang di Pantai Lumangan
Keluarga Nunas Baos Sebelum Jenazah Sulendra Ditemukan, Mengapung Tak Beryawa Dekat Posisi Terjatuh
Keluarga " Nunas Baos" Sebelum Jenazah Sulendra Ditemukan, Mengapung Tak Beryawa Dekat Posisi Terjatuh
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Lalu korban ditarik menggunakan tali tersebut, hingga tubuhnya berhasil dievakuasi ke atas perahu dan dibawa menuju Pantai Crystal Bay dan ke RS Pratama Nusa Penida.
Perbekel Desa Bungamekar, Nusa Penida, I Wayan Yasa menjelaskan, sebelum ditemukan keluarga korban sempat menempuh jalur niskala dengan "nunas baos" agar anggota keluarganya segera ditemukan.
" Kalau istilah di Bali, keluarga sempat nunas baos ke penekun spiritual. Tujuannya agar tubuh dari Sulendra bisa segera di temukan. Kalau kami di Bali, tentu meyakini adanya petunjuk niskala dan tetap melakukan upaya pencarian secara sekala," ungkap Wayan Yasa.
Selain melakukan upaya niskala, upaya pencarian secara sekala tetap dilakukan.
Yakni dengan melakukan pencarian melibatkan warga di Desa Bungamekar.
Warga menyusuri tebing Pantai Lumangan, hingga ke pantai Angle Billabong untuk mencari keberadaan korban.
" Upaya pencaharian melibatkan warga desa juga dilakukan, disamping pencarian oleh Basarnas dan kepolisian," ungkapnya.
Wayan Yasa juga menjelaskan awal mula kejadian hilangnya korban, Rabu (1/2/2020).
Ketika itu di Dusun Penangkidan, Desa Bungamekar sedang diadakan paruman adat (rapat).
Seusai rapat, Sulendra sempat pulang ke rumah dan makan.
" Lalu korban (Sulendra) dan anaknya serta seorang anggota keluarganya mengambil pancing. Mereka lalu memancing di atas tebing Pantai Lumangan, yang tingginya sekitar 7 meter dari laut," ungkap Wayan Yasa
Saat gelombang sedang pasang, Sulendra nekat memancing terlalu dipinggir tebing. Hingga tubuhnya jatuh dan terhempas ombak.
" Kejadian itu dilihat langsung oleh anaknya. Namun tidak bisa berbuat banyak karena ganasnya gelombang," jelasnya.
Made Sulendra semasa hidupnya, dikenal sebagai seorang petani yang cukup aktif bermasyarakat.
Akibat peristiwa ini, ia meninggalkan tiga orang anak.
Bahkan putranya, Kadek Gangga Asmara Putra yang melihat langsung ayahnya jatuh dari tebing dan tenggelam di Pantai Lumangan masih syok dengan kejadian tersebut.
" Anaknya yang melihat kejadian itu, masih syok," jelas Wayan Yasa. (*)