Tarif Retribusi Objek Wisata di Bangli Naik Mendadak, Asita Mengaku Alami Kerugian
“Tiba-tiba ini ada kenaikan, dan anggota kita pada menanyakan. Sebenarnya kan kita perlu pemberitahuan dan sosialisasi bahwa ada kenaikan tarif mulai
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Sejumlah Daya Tarik Wisata (DTW) di Bangli mulai menerapkan tarif baru sejak 1 Januari 2020.
Namun sejumlah pelaku pariwisata justru menganggap penerapan tarif baru itu terkesan mendadak.
Sekretaris Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Bali, Putu Winastra mengungkapkan, kenaikan tarif retribusi sejatinya sempat ia ketahui tertanggal 1 Agustus lalu melalui aplikasi Whatsapp.
Namun demikian, ia mengaku kenaikan tarif itu tidak dibarengi surat pemberitahuan resmi ke sekretariat Asita.
“Tiba-tiba ini ada kenaikan, dan anggota kita pada menanyakan. Sebenarnya kan kita perlu pemberitahuan dan sosialisasi bahwa ada kenaikan tarif mulai tanggal sekian. Namun saya melihat sekarang ini para pengelola objek wisata, terutama yang dikelola oleh Pemda, kok bisa seenaknya menaikkan tanpa ada pemberitahuan,” ujarnya, Kamis (2/1/2020).
• Koster Naikkan Penghasilan ASN Pemprov Bali, Ini Rincian Tunjangan Pejabat yang Naik Signifikan
• Pantai Lumangan Sempat Diperkenalkan Sebagai Destinasi Wisata Baru di Nusa Penida
Winastra menegaskan, pihaknya tidak anti terhadap kenaikan tarif retribusi.
Pun jika tarif dinaikkan tiap tahun, pihaknya juga tidak masalah.
Namun yang menjadi persoalan, kenaikan tiket retribusi tidak dibarengi dengan pemberitahuan.
“Sebenarnya, kita Asita ini siap untuk diajak berdiskusi mengenai kenaikan dan sebagainya. Tapi selama ini para pengelola pariwisata menaikkan retribusi seenaknya. Itu yang sangat kita sayangkan,” ucapnya.
Disinggung surat yang telah dikirimkan oleh Disparbud, Winastra mengatakan tidak ada. Pihaknya telah mengkonfirmasi, namun dinas hanya berdalih telah mengirimkan lewat pos hingga faximile.
“Tidak ada saya menerima surat tersebut. Pihak dinas juga mengaku akan mengirimkan SK kenaikan tarif, gimana mau dikirimkan sedangkan kenaikan sudah berlaku dari kemarin (1 Januari),” ungkapnya.
• Pengabenan Korban Penusukan di Mengwi Penuh Duka, Tangis Pecah Saat Jenazah Alit Dinaikkan ke Bade
• Jakarta Dilanda Banjir, Berikut Ini Perbedaan Cara Ahok & Anies dalam Mengatasi Pengendalian Banjir
Winastra kecewa dengan Disparbud Bangli. Ia menilai Disparbud seolah-olah tidak membutuhkan asosisasi untuk pariwisata di Bangli.
Winastra mengaku, kenaikan retribusi yang mendadak, membuat merugi. Karena paket wisata untuk 2020 telah terjual.
Untuk itu, pihaknya akan segera melakukan rapat dengan anggota Asita lainnya, meminimalisasi kerugian.
Sementara itu, hari pertama pemberlakukan tarif baru, kunjungan wisatawan ke Bangli cenderung mengalami peningkatan.
• Nafsu Liar Istri yang Ditinggal Merantau, Intim 4 Kali di Rumah Baru Hasil Keringat Suami
• Adu Ampuh Cara Anies Baswedan dan Ahok Mengatasi Banjir Jakarta, Ini Perbedaan Program-programnya
Seperti diakui Sekretaris Badan Pengelola Pariwisata Batur Global Geopark (BUGG) Dewa Ketut Setia Darma.
Berdasarkan data angka kunjungan per 1 Januari 2020, ia menyebut jumlah wisatawan asing mencapai 1.250 orang, sedangkan wisatwan domestik 1.054 orang.
“Sedangkan dibandingkan pada 1 Januari tahun 2019, jumlah kunjungan wisatawan asing terdata sebanyak 515 orang, sedangkan wisatawan domestik sebanyak 335 orang,” ujarnya. (*)