Pelukis Wanita Wayang Kamasan Berpulang
Sempat Dilarang Melukis karena Tabu, Suciarmi Buat Penglingsir-nya Terkejut dengan Karya Pertama
Suasana duka sangat terasa di kediaman almahum Ni Made Suciarmi di Banjar Sangging, Desa Kamasan, Klungkung, Bali Senin (6/1/2020).
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Suciarmi meninggalkan 6 orang anak, yang ia besarkan dengan goresan tinta lukis.
• Mobil Istri Pengacara Ngurah Artana Didor, Ayu Werdining bareng Suami Lapor ke Polda Bali
Bahkan putrinya ada yang sudah meraih gelar Doktor dan menjadi Dosen di Universitas Udayana dan Kepolisian berpangkat AKBP di Polda Bali.
"Kita telah kehilangan seorang pelukis senior Klasik Wayang Kamasan. Semoga kiprah, semangat, dan tauladannya dalam melestarikan seni lukis Kamasan bisa diikuti oleh generasi muda saat ini," ungkap Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta daat sempat melayat ke rumah duka.
Saat ini, semangat Suciarmi dalam melukis wayang klasik menjadi inspirasi bagi wanita di Kamasan. Bahkan saat ini hampir setiap wanita di Banjar Kamasan mampu melukis wayang Kamasan.
Baik itu ibu-ibu, sampai anak-anak. (*)