7 Fakta Penting Keraton Agung Sejagat, Simbol Palsu Hingga Ngaku Dapat Wangsit

2. Gunakan simbol palsu untuk perdayai korban

Alasan polisi menetapkan Toto dan Fanni menjadi tersangka adalah diduga menarik dana dari masyarakat dengan menggunakan tipu daya.

"Dengan simbol-simbol kerajaan, tawarkan harapan dengan ideologi, kehidupan akan berubah. Semua simbol itu palsu," katanya.

Selain itu, keberadaan Keraton Agung Sejagat dianggap telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat sekitar.

"Kepolisian telah bertindak cepat dan tegas untuk mencegah terjadinya korban yang lebih banyak," katanya.

3. Keraton Agung Sejagat keluarkan dokumen palsu

Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Kabupaten Purworejo.

Dari hasil penyelidikan polisi, Keraton Agung Sejagat ternyata mengeluarkan sejumlah dokumen.

• Ratu Keraton Agung Sejagat Bukan Istri Sah, Hanya Teman Wanita Raja Keraton Agung Sejagat

• Heboh Munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Sosok Sang Raja Ternyata Pernah Begini di Jogja

Sayangnya, dokumen tersebut terbukti palsu.

Selain itu, penetapan raja dan ratu Keraton Agung Sejagat ternyata dilakukan sendiri oleh kedua pelaku.

"Semua dokumen palsu dibuat sendiri dicetak sendiri. Yang menentukan raja dan ratu juga dari mereka sendiri. Atribut seragam dirancang sendiri oleh permaisuri," kata Iskandar di Mapolda Jateng, Rabu (15/1/2020).

4. Iuran puluhan juta hingga gaji dollar

Salah satu fakta yang cukup mengejutkan adalah iuran wajib dan gaji dengan mata uang dollar bagi para pengikut Keraton Agung Sejagat.

"Ada iming-iming jabatan dengan gaji besar dalam bentuk dollar bagi pengikutnya. Jabatannya tergantung berapa besaran iuran mereka, mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 30 juta. Seluruhnya mencapai 450 pengikut dengan latar belakang yang berbeda," ujar Iskandar.

Dari hasil penelusuran polisi, jumlah iuran yang diberikan anggota bisa mencapai jutaan rupiah.