Pencurian Pratima
BREAKING NEWS: Pencurian Pratima di Pura Dalem Pinge Tabanan, Kain Putih Kuning Berserakan
Pencurian pratima di Pura Dalem Pinge, Marga, Tabanan, Bali diketahui Sabtu (18/1/2020).
Penulis: Ida A M Sadnyari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN – Pencurian pratima di Pura Dalem Pinge, Marga, Tabanan, Bali diketahui Sabtu (18/1/2020) pagi.
Kain putih kuning, alat persembahyangan, dan kotak penyimpanan benda berharga dibiarkan berserakan di area pura.
Menurut informasi di lapangan, pencurian tidak hanya terjadi di pura tersebut.
Namun juga menyasar SDN 1 Baru yang ada di samping Pura Dalem Pinge.
Saat ini pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan.
• Dua Pratima di Pura Dalem Desa Adat Pinge Hilang, Bermula Dari Kehilangan Layar Monitor Di Sekolah
• SDN 1 Baru dan Pura Dalem Pinge Tabanan Kecurian, Begini Kesaksian Guru yang Pertama di Lokasi
• Kasus Pencurian di Pura Dalem Pinge Sudah Sempat Terjadi 6 Bulan Lalu
Hingga berita ini diturunkan, wartawan Tribun Bali masih melakukan konfirmasi terkait pencurian tersebut.
Selanjutnya informasi akan segera diperbarui untuk mendapatkan fakta yang lebih jelas.
Kasus pencurian pratima yang menimpa pura di Tabanan, diketahui sebelumnya juga pernah terjadi.
Sebelumnya tribun-bali.com pernah memberitakan terkait pencurian pratima di Pura Dalem Adat Penebel Kelod.
Pencurian Pratima di Pura Dalem Adat Penebel Kelod, Jro Mangku Diminta Cari Petunjuk Niskala
Krama adat di Banjar Penebel Kelod, Desa/Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali menggelar ritual guru piduka di Pura Dalem Adat Penebel Kelod, Senin (30/4/2018).
Ritual ini digelar setelah terjadinya kasus pembobolan bale gedong yang mengakibatkan sejumlah benda sakral hilang.
Ritual dilaksanakan sejak pukul 17.00 Wita ini diawali dengan upacara pecaruan, kemudian penyabsab, durmanggala, dan ngaturang guru piduka.
"Kami bersama banjar adat menggelar paruman. Muncul kesepakatan untuk menggelar penyucian dengan guru piduka. Artinya agar areal pura suci kembali," ujar Pemangku Pura Dalem Adat Penebel Kelod, I Gusti Ngurah Alit Arya Kesuma, Senin (30/4/2018).
Dia melanjutkan, ritual ini dilaksanakan untuk penyucian buruk sehingga kedepannya hal-hal buruk atau negatif agar sirna.