Banyak Babi Mati, Dewan Harapkan Peternak Babi di Badung Tidak Cemas
Jajaran Dewan Badung berharap kasus babi yang mati, kecil kemungkinan terkena virus African Swine Fever, disingkat ASF atau yang lebih dikenal flu bab
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Ia juga menyampaikan permasalahan tersebut pihaknya pun akan membahas kembali di provinsi.
“Rabu ini akan keluar hasilnya. Bahkan Dinas Pertanian dan Pangan provinsi sudah mengambil tindakan. Kami dan semua Dinas Pertanian di kabupaten maupun kota diundang rapat untuk membahas hal tersebut,” katanya.
Ia pun menjelaskan di Kabupaten Badung sejatinya sentra ternak babi hanya ada di wilayah Kecamatan Mengwi dan Abiansemal.
Pihaknya mencatat ada 30 sentra ternak yakni di Mengwi sebanyak 14 dan Abiansemal sebanyak 16 dengan jumlah pemeliharaan sebanyak 100 ekor lebih.
“Jadi babi yang mati ini tidak hanya dari sentra saja. Tapi warga juga mengadu ada babinya yang mati,” ungkapnya.
Mengenai jumlah warga yang memelihara babi, pihaknya mengaku tidak melakukan pendataan.
Pasalnya di Badung banyak warga yang memelihara babi. Pihaknya memperkirakan ada sebanyak 300 lebih warga yang memelihara babi.
“Kalau warga mungkin ratusan iya tapi hanya memelihara dua sampai lima ekor saja,” jelasnya.
Untuk keluhan babi tersebut, pihaknya mengatakan ada 20 peternak yang mengeluhkan, dengan kepemilikan yang bervariasi.
Namun ia mengaku kini akan melakukan pendataan ulang terkait warga yang mengeluhkan.
“Hari ini belum kelar datanya, kami juga masih menunggu petugas-petugas kami di kecamatan yang ngecek ke lapangan. Yang pasti, per hari ini ada sebanyak 20 pengaduan,” jelasnya.
Disinggung mengenai masalah penyakitnya, pihaknya pun kembali enggan berkomentar lebih lanjut.
Bahkan pihaknya menyarankan untuk menunggu hasilnya rabu mendatang.
“Rabu ini keluar hasilnya mohon tunggu nggih. Setelah Rabu bisa konfirmasi lagi,” pungkasnya. (*)