Banyak Babi Mati, Dewan Harapkan Peternak Babi di Badung Tidak Cemas

Jajaran Dewan Badung berharap kasus babi yang mati, kecil kemungkinan terkena virus African Swine Fever, disingkat ASF atau yang lebih dikenal flu bab

Tribun Bali/I Komang Agus Aryanta
Komisi II DPRD Badung, Gusti Anom Gumanti 

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG – Dalam minggu terakhir ini, banyak sentra maupun peternak babi di Badung mengeluhkan babi yang mati.

Namun semua  peternak maupun sentra diharapkan tidak cemas.

Pasalnya, semua permasalahan yang dikeluhkan terkait dengan matinya babi sudah dilakukan cek lab di Laboratorium Bali Besar Veteriner Denpasar untuk di uji.

Hasil laboratorium pun dikabarkan akan diketahui pada Rabu ( 23/1/2/2020) mendatang.

Jajaran Dewan Badung  berharap kasus babi yang mati, kecil kemungkinan terkena virus African Swine Fever, disingkat ASF atau yang lebih dikenal flu babi Afrika.

Kabar Terbaru Hasil Autopsi Lina, 15 Saksi Diperiksa, Respon Rizky Febian Tak Biasa

BNNP Bali Ungkap Tindak Pindana Narkotika Jaringan Medan, Pelatih Surfing Ditangkap di Canggu

8 Makanan Khas Tahun Baru Imlek, Ada Yang Bermakna Keberuntungan Hingga Kemakmuran

“Kami himbau kepada peternak dan sentra yang ada di Badung agar tidak cemas terkait masalah matinya babi. Kita berharap agar virus yang membahayakan seperti ASF tidak sampai ke Bali,” ujar ketua Komisi II DPRD Badung, Gusti Anom Gumanti  saat dikonfirmasi Senin (20/1/2020)

Pihaknya mengatakan di Kabupaten Badung banyak warga yang menernak babi.

Bahka di Badung utara seperti Kecamatan Mengwi dan Abiansemal sebagian besar warga memelihara babi di rumahnya.

“Kalau kita lihat peternak babi banyak di ternak warga di wilayah Kuta Utara. Sehingga kami minta warga jangan was-was terkait masalah yang ada,” jelasnya sembari mengatakan tolong juga jaga kebersihan kandang.

Selain itu politisi asal Kuta Badung itu juga mengimbau kepada dinas terkait, dalam hal ini Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung agar menurunkan tim untuk memberikan obat antivirus yang disemprotkan di bagian kandang.

Pembangunan Gedung SDN 3 Peguyangan Molor, Diharapkan Selesai Minggu Ini  

44 Produk Ilegal di Jembrana Ditindak Loka Pom Buleleng, Paling Banyak Komestik Tanpa Izin Edar

Sehingga wabah yang tidak diinginkan tidak muncul kembali.

“Jadi utamakan sentra dulu yang berjumlah besar, begitu juga diberikan kepada warga yang memelihara babi. Kita lebih baik mencegah sekarang dan mengantisipasinya,” bebernya.

Dengan adanya kausus tersebut, pihaknya pun akan terus memantau perkembangan kasus tersebut, sehingga benar-benar meyakinkan warga Badung.

“Ini harus ditangani bersama. Namun untuk mengantisipasi agar kandang babi itu rutin dibersihkan,” imbaunya.

Di sisi lain, Kabid Keswan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Gde Asrama membenarkan jika hasil laboratorium akan dikeluarkan pada Rabu mendatang.

Ia juga menyampaikan permasalahan tersebut pihaknya pun akan membahas kembali di provinsi.

“Rabu ini akan keluar hasilnya. Bahkan Dinas Pertanian dan Pangan provinsi sudah mengambil tindakan. Kami dan semua Dinas Pertanian di kabupaten maupun kota diundang rapat untuk membahas hal tersebut,” katanya.

Ia pun menjelaskan di Kabupaten Badung sejatinya sentra ternak babi hanya ada di wilayah Kecamatan Mengwi dan Abiansemal.

Pihaknya mencatat ada 30 sentra ternak yakni di Mengwi sebanyak 14 dan Abiansemal sebanyak 16 dengan jumlah pemeliharaan sebanyak 100 ekor lebih.

“Jadi babi yang mati ini tidak hanya dari sentra saja. Tapi warga juga mengadu ada babinya yang mati,” ungkapnya.

Mengenai jumlah warga yang  memelihara babi, pihaknya mengaku tidak melakukan pendataan.

Pasalnya di Badung banyak warga yang memelihara babi. Pihaknya memperkirakan ada sebanyak 300 lebih warga yang memelihara babi.

“Kalau warga mungkin ratusan iya tapi hanya memelihara dua sampai lima ekor saja,” jelasnya.

Untuk keluhan babi tersebut, pihaknya mengatakan ada 20 peternak yang mengeluhkan, dengan kepemilikan yang bervariasi.

Namun ia mengaku kini akan melakukan pendataan ulang terkait warga yang mengeluhkan.

“Hari ini belum kelar datanya, kami juga masih menunggu petugas-petugas kami di kecamatan yang ngecek ke lapangan. Yang pasti, per hari ini ada sebanyak 20 pengaduan,” jelasnya.

Disinggung mengenai masalah penyakitnya, pihaknya pun kembali enggan berkomentar lebih lanjut.

Bahkan pihaknya menyarankan untuk menunggu hasilnya rabu mendatang.

“Rabu ini keluar hasilnya mohon tunggu nggih. Setelah Rabu bisa konfirmasi lagi,” pungkasnya. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved