Fenomena Ratusan Babi Mati Mendadak di Tabanan Jadi Perhatian, Peternak di Bali Was-was

Seluruh desa diminta memantau setiap wilayah dan melaporkan setiap kejadian babi mati secara mendadak.

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Eviera Paramita Sandi
Ilustrasi babi
Ilustrasi Babi 

Berapa data jumlah pasti babi yang mati mendadak di Tabanan, Suamba belum berani memastikan.

Sebab, dari pihak masyarakat juga tak semua melapor namun perkiraan sementara jumlahnya mencapai ratusan.

Wilayah yang sudah terjadi babi mendadak adalah Desa Jegu, Desa Cepaka, Desa Rijasa, Desa Buahan, dan Desa Riang. 

"Kemungkinan mencapai ratusan saat ini. Apalagi, saat tim kami turun ke Desa Cepaka kemarin ada 10 ekor babi mati. Kemudian di Desa Jegu saat kami turun ada belasan, tapi setelah itu banyak lagi babi yang mati mendadak tapi tak dilaporkan," akunya. 

Lalu bagaimana cirinya di setiap wilayah, dia menyebutkan ciri-ciri penyakitnya ini hampir sama dengan virus yang sudah sempat ada di Bali yakni streptococcus dan kolera.

Namun, masih ada kecurigaan terjangkit virus yang baru, ASF. 

"Ada kecurigaan namun belum berani memastikannya. Sebab,hingga saat ini hasil pengecekan sampel babi masih belum keluar," katanya. 

"Namun kami tetap harapkan agar setiap peternak yang menemukan babinya mati agar segera melapor kepada petugas atau pihak desa setempat," harapnya. 

Peternak Semakin Was-Was.

Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi (Gupbi) Tabanan, I Nyoman Ariadi mengakui, sejak adanya isu penyebaran virus African Swine Fever (ASF) ini memang sudah membuat khawatir para peternak di Tabanan.

Mereka para peternak semakin was-was dengan kasus kematian babi secara mendadak di wilayah Desa Jegu, Penebel. 

Kami para peternak sampai tidak bisa tidur memikirkan hal itu, kami hanya bisa pasrah,” kata Ariadi, Rabu (22/1/2020).

Ariadi melanjutkan, beberapa langkah yang dilakukan peternak untuk mencegah penyebaran virus tersebut adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan terutama kandang.

Kemudian juga rutin melakukan penyemprotan obat desinfektan untuk memproteksi kandang dari penyebaran virus. 

"Semoga saja virus ini tak tersebar. Kami sementara ini hanya melakukan beberapa langkah seperti menjaga kebersihan kandang dan nyemprot obat," jelasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved