Misteri Puluhan Babi di Bali Mati Mendadak, Ditemukan Tanda-tanda Aneh Ini 

Setelah Badung laporan kematian babi datang dari Kabupaten Tabanan, Bali. Puluhan ekor babi milik warga Desa Jegu, Kecamatan Penebel, Tabanan mati

Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi babi potong - Mendekati hari penampahan Galungan, Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng memastikan kebutuhan babi terpenuhi. 

Bangkai babi yang mati agar segera ditanam atau jangan buang sembarangan.

"Sampai saat ini kami terus lakukan pemantauan. Kami sudah lakukan sosialisasi dan instruksikan kepada semua peternak agar menjaga kebersihan kandang dan disterilisasi dengan obat disinfektan agar virusnya mati," tandasnya.

Sebelumnya Dinas Pertanian dan Pangan melalui Bidang Kesehatan Hewan  Kabupaten Badung mendapatkan laporan kematian babi di Gumi Keris.

Laporan datang dari8 sejumlah sentra pertenakan.

“Iya kami menerima banyak laporan kematian ternak babi. Kita sudah ambil langkah-langkah dengan menurunkan tim langsung ke peternak,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, I Wayan Wijana, Minggu (19/1).

Adapun peternak babi yang melaporkan ternaknya mati berasal dari wilayah Desa Tangeb, Bongkasa, Sedang, Jagapati dan beberapa wilayah lainnya di Badung.

Kepala Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, I Wayan Masa Tenaya, menyatakan timnya sudah turun ke lapangan untuk mengambil sampel babi yang mati.

Sampel babi yang mengalami suspect selanjutnya dikirim ke Medan.

Dikatakannya, pengujian sampel di Indonesia, khususnya penyakit babi difokuskan di Balai Veteriner Medan sebagai laboratorium rujukan.

Menurut dugaannya, banyaknya babi yang mati di Badung akibat pengaruh cuaca.

Saat ini, di Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya, kondisi cuaca sedang buruk.

Indonesia memasuki musim pancaroba yakni peralihan dari musim kemarau yang panjang ke musim hujan.

“Ini sporadis karena musim hujan. Sebelumnya pada musim kemarau gak ada babi yang mati,” ujar Masa.

Menurutnya, kecil kemungkinan kematian babi di Badung karena  ASF atau flu babi Afrika.

Namun, adanya penyakit ASF di China dan Sumatera Utara, mempengaruhi pikiran peternak di Bali, sehingga ada yang melapor ke BBVet. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved