Virus Corona Mengancam Bali, Kendali Dimulai dari Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Benoa Bali
Virus Corona Mengancam Bali, Kendali Dimulai dari Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Benoa Bali
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Pemerintah Provinsi Bali telah merancang standar operasional prosedur (SOP) dan menetapkan sistem penanganan jika nantinya ada pasien suspect dan positif virus corona di Bali
Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra menjelaskan, sistem pengendalian pencegahan dan penanganan virus corona dimulai dari Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Benoa Bali.
Di sana telah ada petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang telah siap dengan termoscan untuk mendeteksi suhu tubuh orang yang memasuki wilayah Bali.
• Pesawat Lion Air dari Wuhan Landing di Bali, Pesawat dan Crew Tak Diperlakukan Seperti Biasa
• Terduga Maling Dihakimi Massa hingga Tewas di Kuta, Pihak Keluarga Ambil Langkah Serius ini
Selain itu, juga telah disiapkan ADP dengan SOP yang telah dirancang
"Merekalah yang mendeteksi para wisatawan yang datang terutama mereka yang datang dari negara-negara dari mana virus itu berasal. Mereka dideteksi. Kalau tidak terdeteksi maka keluar seperti biasa. Kalau temperaturnya tinggi lebih dari 38 maka mereka akan diantarkan ke rumah sakit rujukan," kata Dewa Indra.
Ada tiga rumah sakit di Bali yang telah disiapkan dengan sistem, alat, dan fasilitas serta tenaga penangan jika nantinya ada orang yang suspect atau positif corona di Bali.
• Hotman Paris: Pesawat Lion Air Mendarat di Wuhan, Lion Air Sebut Pulangkan Tamu dari Bali
• Virus Corona Kian Menyebar, FMM Usir Turis China, Diberikan Rentang Waktu 2x24 Jam
Tiga rumah sakit itu adalah RSUP Sanglah, BRSUD Tabanan, dan Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar
Di tiga rumah sakit tersebut telah disiapkan ruang isolasi, tenaga medis yang sudah profesional dan siap untuk menangani.
"Sudah tersedia alat, apdnya, dan sopnya. Jika dalam observasi awal yang dilakukan ada terindikasi virus ini maka mereka akan mengambil sampelnya dan mengirim ke dinas kesehatan. Dalam waktu paling lama 2x 24 jam sudah turun hasilnya apakah positif atau negatif. Kalau negatif maka dia akan ditangani dengan prosedur biasa. Kalau dia misalnya positif maka dia akan ditangani dengan prosedur penanganan virus itu," kata Dewa Indra.
Berikut ini sejumlah fakta terkait wabah virus corona di Indonesia:
1. Seorang warga Jambi diisolasi
Seorang warga Jambi mengeluh batuk dan pilek usai pulang dari Wuhan, China.
Setelah sempat dirawat di salah satu rumah sakit swasta, pasien tersebut segera dirujuk ke RSUD Raden Mattaher, Jambi, Sabtu (25/1/2020).
Pihak rumah sakit segera mengisolasi pasien tersebut dan melakukan perawatan intensif.
"Kita sudah siapkan ruang isolasi khusus untuk pasien diduga terkena penyakit Wuhan, Pneumonia," ujar Wakil Direktur Pelayanan dan Keperawatan RSUD Raden Mattaher Jambi, Dewi Lestari, seperti dikutip dari Tribun Jambi.