Sempat Bolak-balik ke China & Menginap, Pramugari di Tabanan Ternyata Derita Sakit Ini Bukan Corona
Pasien yang bekerja sebagai pramugari itu diterima dari rumah sakit swasta di Denpasar sekitar pukul 23.00 Wita pada Minggu, (26/1).
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ady Sucipto
Rapat Khusus
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Bali menggelar rapat khusus untuk membahas perkembangan virus Corona, Senin (27/1), di ruang Praja Sabha Kantor Gubernur Bali, Denpasar.
Rapat yang dipimpin oleh Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra, dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, dihadiri oleh kepala dinas kesehatan di seluruh kabupaten/kota di Bali, para direktur rumah sakit baik negeri dan swasta, serta dinas dan pihak terkait lainnya.
Usai rapat, Dewa Indra menyatakan dampak dari hebohnya pemberitaan di media terkait virus Corona ternyata juga berdampak pada psikologis masyarakat.
Seorang warga yang mengalami demam setelah makan di restoran China di Bali pun panik dan datang ke rumah sakit mengira dirinya terkena virus Corona.
"Tadi saya menerima laporan, karena berita ini kan sudah menyebar luas. Kalau ada yang merasa ada gejala-gejala seperti yang diberitakan itu maka dia datang ke rumah sakit.
Bahkan ada yang cuma datang ke rumah makan China kemudian demam batuk mereka periksa ke rumah sakit di Bali," katanya.
Informasi dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) bahwa ada delapan orang wisman yang sedang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar karena suspect virus Corona juga diluruskan oleh Dewa Indra.
"Yang benar itu adalah ada wisatawan yang datang ke rumah sakit atau dirujuk oleh KKP ada indikasi setelah dilakukan diagnosis di rumah sakit, semuanya tidak ada masuk kategori suspect yang ada adalah dalam pengawasan," terangnya.
Dia menegaskan, para wisman tersebut belum bisa dikategorikan suspect karena belum memenuhi dua kriteria, yakni ada kontak di negara virus itu berada dan mengalami gejala pneumonia atau radang paru-paru.
"Ternyata semua yang dibawa ke rumah sakit itu tidak memenuhi kategori itu. Namun demikian di rumah sakit tetap dilakukan penanganan.
Tentu saja penanganannya sesuai dengan SOP rumah sakit. Yang harus masuk ruang isolasi masuk ruang isolasi untuk diobservasi kemudian yang diindikasikan suspect pneumonia diambil dibawa ke litbang Kemenkes, dan sekarang sudah kembali ternyata negatif semuanya.
Yang lainya hanya dalam pengawasan dan tidak suspect," jelas mantan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali ini.
Belum Masuk Bali
Dari sana, Dewa Made Indra menyimpulkan bahwa virus Corona ini tidak ada indikasi masuk ke Bali.
"Tapi meskipun tidak ada indikasi virus itu masuk ke Bali, saya dengan segenap jajaran kesehatan memastikan bahwa kita punya sistem untuk mendeteksi datangnya," ujarnya.
Dalam rapat dengan seluruh kadiskes di Bali dan direktur rumah sakit, dibahas bagaimana penanganan jika nantinya ada wisman yang suspect virus Corona termasuk jika ada yang nantinya dinyatakan positif.
"Kami punya sistem untuk menangani jika ada orang yang dikategorikan suspect.
Apalagi sampai dinyatakan positif. Itu yang kami bangun tadi.
Dan ternyata memang kita sudah siap untuk itu. Yang kemarin ke RS Sanglah ada tiga yang dilaporkan suspect ternyata dilaporkan oleh Sanglah itu negatif bukan suspect," tegasnya.
Ada tiga rumah sakit di Bali yang telah disiapkan dengan sistem, alat, dan fasilitas serta tenaga penanganan jika nantinya ada orang yang suspect atau positif Corona di Bali.
Tiga rumah sakit itu adalah RSUP Sanglah, BRSUD Tabanan, dan Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar.
Di tiga RS tersebut telah disiapkan ruang isolasi, tenaga medis yang sudah profesional dan siap untuk menangani penderita pneumonia.
"Jika dalam observasi awal yang dilakukan ada terindikasi virus ini maka mereka akan mengambil sampelnya dan mengirim ke dinas kesehatan.
Dalam waktu paling lama 2x 24 jam sudah turun hasilnya apakah positif atau negatif. Kalau negatif maka dia akan ditangani dengan prosedur biasa.
Kalau dia misalnya positif maka dia akan ditangani dengan prosedur penanganan virus itu," kata Dewa Indra. (gus/weg/win)