Diduga Ikut Aliran Tertentu, Warga di Bangli Pasang Kloset di Palinggih Padmasari  

Warga Kabupaten Bangli, Bali dikejutkan dengan ditemukannya sebuah bangunan Palinggih Padmasari yang disandingkan dengan kloset jongkok di rumah warga

Dok warga Bangli
Sebuah kloset dan bak air dipasang di areal palinggih di sebuah rumah warga di Kabupaten Bangli, Jumat (31/1/2020) 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI  – Warga Kabupaten Bangli, Bali dikejutkan dengan ditemukannya sebuah bangunan Palinggih Padmasari yang disandingkan dengan kloset jongkok di rumah warga.

Kondisi tersebut membuat masyarakat merasa ada pelecehan tempat suci, hingga melaporkan pada Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bangli.

Ketua PHDI Bangli, I Nyoman Sukra, membenarkan pihaknya telah menerima surat keberatan adanya tempat suci berupa palinggih, yang di sampingnya diisi toilet bowl.

Berdasarkan surat tertanggal 2 Desember itu, Sukra mengatakan ada dua lokasi yang dibanguni hal serupa yakni di wilayah Bangli dan Kintamani.

Peternak Tuntut Hasil Lab untuk Banyaknya Babi Mati di Bali, Pastikan Virus ASF atau Bukan

Cerita Tragis Dari Tragedi Maut di Jalan Gunung Kapur Denpasar, Korban Masih Hidup Saat Terbakar

Bandara Ngurah Rai Sediakan Jalur Khusus Untuk Penumpang Dari China Yang Diawasi 13 Petugas

“Dari laporan itu, warga berharap agar kami segera menindaklanjuti. Sebab palinggih merupakan simbol suci dari agama Hindu,” ujarnya, Jumat (31/1/2020).

Terhadap laporan yang masuk, Sukra mengatakan jika pihaknya wajib melakukan kajian terlebih dahulu.

Ia menegaskan tidak mau ujug-ujug bertindak.

Karenanya oleh parisada kajian juga melibatkan tim Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan dalam Masyarakat (Pakem).

Vaksin Belum Ditemukan, Virus Corona Ancam Event Olimpiade Tokyo 2020

Film Korea Miracle in Cell No.7 Dibuat Versi Indonesia, Dibintangi Vino Bastian Hingga Indro Warkop?

Pengempon Rugi Hingga Rp 300 Juta, Senderan Pura Bukit Mastapa Gunaksa Klungkung Jebol

Hal ini karena ada laporan bahwa warga yang memasang kloset di samping Palinggih Padmasari itu ikut sebuah aliran di Karangasem.

Saat ini, aliran tersebut tidak terdaftar di parisada.

“Itukan manyangkut banyak. Apakah itu aliran atau apa. Kalau itu agama secara umum, pelaksanaannya yang dianut masyarakat selama ini kan tidak ada seperti itu."

"Ketua Tim PAKEM ini dari kejaksaan, sedangkan anggotanya dari unsur Polri, TNI, Depag, Kesbangpol, dan sebagainya. Jadi kita teliti dulu, karena urusan agama ada kebebasannya, tapi tidak sebebas-bebasnya,” kata Sukra.

Pemain Bali United Kadek Agung Terget Menang Lawan Persela Lamongan

Adik dan Ayahnya Diisolasi Akibat Corona, Remaja 17 Tahun Ini Justru Tewas Saat Akan Dikirim Makanan

Pertemuan dengan Tim Pakem dilakukan hingga dua kali.

Dari hasil pertemuan tim dibagi tugas untuk mengecek kebenaran informasi tersebut, serta melakukan pendekatan dengan pemilik palinggih.

“Kita tidak bisa langsung menyalahkan, karena perlu pendekatan apakah itu aliran atau lainnya,” ungkapnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Sukra mengatakan guru aliran tersebut berasal dari Karangasem.

Pemasangan kloset jongkok berdasarkan pawisik.

Kloset dianggap sumber dari kehidupan, amerta, dan rejeki,

5 Fakta Palinggih Padmasari Bersanding Kloset di Bangli, Alasan Dapat Pawisik

BMKG Ingatkan Potensi Banjir di Indonesia Memasuki Februari 2020, Termasuk Bali

Tim Pakem Bangli kemudian menyarankan kloset itu dibongkar lantaran tidak sesuai dengan etika agama. Atau diganti dengan barang lain yang tidak menimbulkan ketersinggungan.

“Berdasarkan laporan dari kepolisian, kloset itu sudah dibongkar dan diganti dengan payuk (periuk). Artinya jika menggunakan payuk bukan merupakan barang yang kotor,” katanya.

Mantan Kadisdikpora era Bupati Nengah Arnawa itu menambahkan di Kabupaten Bangli terdapat dua tempat yang memasang kloset di sebelah palinggih.

Yakni di Kelurahan Kawan, Bangli, serta di Desa Bantang, Kintamani. Bisa juga ada di wilayah lain namun belum terpantau.

“Sementara kita bekerja dengan pendekatan personal, artinya kita berbicara dari sisi etika. Karena etikanya dan estetikanya itu (pemasangan kloset) sudah melanggar, menyinggung perasaan."

"Ada palinggih (disandingkan) dengan kloset kan perasaan sudah tidak enak. Walaupun secara filosofi penjelasan yang bersangkutan, itu (pemasangan kloset) merupakan sesuatu yang luar biasa. Karena dianggap di sana sumber dari kehidupan, amerta, rejeki,” ungkapnya.

Namun karena penjelasan secara filosofis dirasa memicu perdebatan, Sukra menilai masih perlu pembinaan lebih lanjut.

Di sisi lain, tim Pakem masih melakukan penelusuran lebih lanjut mengenai sebaran aliran itu di wilayah Kabupaten Bangli.

“Setelah semua (penganut aliran) wilayah di Bangli ini ditemukan dan didata orangnya, barulah nanti dilakukan pembinaan lebih lanjut secara bersama-sama."

"Tahapan pembinaan juga nantinya agar tidak menimbulkan ketersinggungan, paksaan, maupun ketakutan. Kami ingin agar mereka juga merasa dihargai keyakinannya. Namun kita perlu luruskan agar keyakinan itu tidak menimbulkan masalah,” tandasnya. (*)

Langganan berita pilihan tribun-bali.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/TribunBaliTerkini

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved