Banyak Babi Mati Mendadak di Bali, Peternak di Jembrana Perketat Perawatan Babi

Di Jembrana, karena wabah penyakit yang membuat ratusan babi mati mendadak, peternak harus ekstra ketat merawat babinya

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Irma Budiarti
Istimewa
Sejumlah petugas BB Veteriner Denpasar akhirnya datang ke Tabanan untuk mengambil sampel darah babi di Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Tabanan, Rabu (29/1/2020). Banyak Babi Mati Mendadak di Bali, Peternak di Jembrana Perketat Perawatan Babi 

Banyak Babi Mati Mendadak di Bali, Peternak di Jembrana Perketat Perawatan Babi

TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Banyak Babi Mati Mendadak di Bali, Peternak di Jembrana Perketat Perawatan Babi

Wabah penyakit yang menyerang babi di daerah Badung dan Tabanan, berdampak signifikan pada peternak babi di daerah lain.

Di Jembrana, karena wabah penyakit yang membuat ratusan babi mati mendadak, peternak harus ekstra ketat merawat babinya.

Apalagi, menjelang perayaan Hari Raya Galungan 19 Februari 2020 mendatang.

Seorang peternak babi di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Bambang Samidono menyatakan, akibat wabah penyakit yang belum diungkap ke masyarakat itu, pihaknya mesti mencari surat rekomendasi resmi dari Dinas Peternakan.

Bahkan, sebelum terbitnya surat tersebut, seluruh pekerja harus ekstra bersih baik tubuh dan pakaiannya.

Sehingga, tidak mudah menularkan virus ke ternak babi.

"Ya ini harus ke Dinas Peternakan cari surat. Meskipun memang babi saya sehat. Tapi kan masyarakat harus lebih percaya dengan surat ini. Pekerja saya saja setiap masuk kandang harus ganti pakaian dan mandi obat (disinfektan)," ucapnya melalui selulernya, Senin (3/2/2020) kepada Tribun Bali.

Bambang mengaku, ia memiliki sekitar 2.500 ekor ternak babi, yang ditempatkan di lahan seluas setengah hektare.

Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit dan meyakinkan konsumen, ia menjamin babi sehat dari serangan penyakit.

Terutama kebersihan pekerja saat memberikan pakan pada ternak dan menjaga kebersihan kandang setiap dua hari sekali.

"Saya punya 15 pekerja. Saat akan masuk ke kandang harus ganti pakaian. Kemudian harus mandi obat. Dan setiap dua hari sekali penyemprotan disinfektan secara rutin," jelasnya.

Untuk harga babi, Bambang mengaku babi indukan per ekor dijual Rp 18 ribu per kilogram.

Sedangkan babi potong dijual Rp 27 ribu per kilogram.

Ia juga sudah berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk mengantisipasi segala penyakit yang bisa menyerang ternak babinya.

"Kalau nanti (wartawan) mau masuk, harus ganti pakaian dan mandi obat dulu. Kami memang benar-benar steril," bebernya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved