Waspada Virus Corona di Bali
Timor Leste Minta Izin 17 Warganya Yang Dievakuasi Terkait Virus Corona Untuk Dikarantina di Bali
Sebanyak 17 warga negara Timor Leste itu saat ini masih berstatus sebagai mahasiswa di Tiongkok dan segera akan dipulangkan.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Eviera Paramita Sandi
Ia mengatakan bahwa hingga Februari mendatang, sudah ada lebih dari 10.000 perjalanan yang dibatalkan.
“Masyarakat China yang sudah membatalkan khususnya dari Provinsi Hubei dan sekitarnya sampai bulan Februari sekitar 10.000 dan prediksi kami pasti lebih bisa mencapai 15.000 pembatalan,” ujar Ardana dilansir dari Kompas.com pada Jumat (31/01/2020).
Jumlah ini diprediksi akan terus bertambah.
Pasalnya, belum ada batas waktu tertentu untuk larangan perjalanan dari pemerintah China.
Jika larangan aktivitas wisata ini berlangsung cukup lama, maka jumlah pembatalan akan terus bertambah.
Pauline Suharno, Sekretaris Jenderal ASTINDO mengatakan bahwa seluruh charter flight (pesawat sewaan) sudah dibatalkan mulai diberlakukannya pelarangan perjalanan hingga Februari mendatang.
Hal tersebut cukup berdampak signifikan karena pesawat charter dengan rute China-Bali biasanya diberangkatkan setiap hari.
Sehingga ketika dibatalkan, jumlah penumpang yang batal masuk ke Bali begitu banyak.
“Hitunglah rata-rata 10 pesawat seminggu charter flight. Satu pesawat rata-rata 200 pax."
"Sehingga seminggu bisa lost 2000 pax. Itu belum termasuk dari scheduled flight (penerbangan reguler),” jelas Pauline ketika dihubungi Kompas.com pada Jumat (31/01/2020).
Wisatawan China sendiri terkenal akan karakteristik bepergian dalam kelompok yang mengandalkan agen perjalanan.
Pada 2019, wisatawan asal China menempati posisi kedua untuk jumlah wisatawan terbanyak ke Pulau Bali di bawah posisi wisatawan Australia.
Dari data yang dirilis Bandara I Gusti Ngurah Rai, jumlah wisatawan China yang masuk lewat bandara Ngurah Rai pada 2019 adalah 1.196.497 orang. (*)