Basarnas Bali Tingkatkan Koordinasi Dengan KSOP Benoa, Tangani Kapal Nelayan yang Tidak Lengkap
Basarnas Bali Tingkatkan Koordinasi Dengan KSOP Benoa Tangani Kapal Nelayan Yang Tidak Dilengkapi Alat Keselamatan
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Sedari awal Basarnas di seluruh Indonesia tidak berdiam diri, namun selalu gencar melakukan sosialisasi dan pengecekan secara rutin.
Bahkan Basarnas memiliki aplikasi berbayar untuk mendeteksi posisi dan melihat secara detail kapal-kapal yang berlayar di perairan Indonesia.
"Khususnya di Bali, kejadian kecil bisa menjadi besar, karena Bali sudah dikenal pada taraf dunia internasional apalagi melibatkan WNA," tuturnya.
Regulasi keselamatan kapal ada di KSOP termasuk juga kapal-kapal pariwisata yang sandar di Benoa.
Ketentuannya kapal-kapal 35 GT ke atas harus terpasang AIS.
Tak ayalnya dengan pemasangan EPIRB, hal ini juga ditemui kendala pada biaya dan teknis penggunaan yang tidak banyak diketahui secara umum.
Menyinggung proses pengembangan pangkalan baru di Benoa, Kepala KSOP menjanjikan akan memberikan posisi yang strategis untuk sandarnya kapal SAR, KN SAR Arjuna.
Pertimbangannya adalah faktor keselamatan di perairan adalah hal yang penting.
Menurutnya jika kapal lainnya sudah dipastikan pergerakannya sesuai jadwal, namun berbeda dengan kapal SAR, dimana sewaktu-waktu harus segera bergerak untuk melakukan misi penyelamatan.
Penempatannya harus menjadi prioritas agar akses keluarnya kapal mudah dan tidak terhalang oleh aktivitas kapal lainnya.(*)