Turis China di Bali Diperkirakan 5.000 Orang, Konjen China Sebut 200 Diantaranya Berasal dari Wuhan

Konsulat Jenderal (Konjen) China di Denpasar memperkirakan sebanyak 5.000 wisatawan asal negeri itu masih berlibur di Bali.

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Putu Supartika
Wisatawan berkunjung di Monumen Bajra Sandhi, Denpasar, Bali. Tahun 2019 Kunjungan Wisatawan dan Pendapatan Monumen Bajra Sandhi Turun 

TRIBUN-BALI.COM,  DENPASAR - Lima ribu wisatawan asal China diperkirakan masih berlibur di Bali

Konsulat Jenderal (Konjen) China di Denpasar mengabarkan, berdasarkan keputusan pemerintah pusat penerbangan Denpasar-China ditutup sejak pukul 00.00 Wita, Rabu (5/1). 

Perkirakan jumlah wisatawan China yang masih berada di Bali itu dikatakan Konjen China di Denpasar,  Guo Haodong  saat menggelar konferensi pers di kantornya.

Jalan Tukad Badung, Renon, Denpasar, Selasa (4/2).

Menurut Haodong, di antara 5.000 wisatawan tersebut,  sekitar 200 wisatawan berasal dari Kota Wuhan

Kebanyakan wisatawan China yang masih di Bali ini dari Hubei.

Kepada para wisatawan yang masih berada di Bali Konjen China menawarkan opsi overstay untuk tinggal lebih lama di Pulau Dewata. Jika memilih opsi tersebut, mereka sudah bisa mengurus bebas visa di Kantor Imigrasi Bali.

Guo Haodong mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kantor Imigrasi Bali untuk memfasilitasi permintaan wisatawan China yang mengajukan overstay.

Diakuinya, proses penjemputan para wisatawan China ini juga sudah dilakukan, namun banyak dari mereka memilih tetap tinggal di Bali hingga situasi kondusif. ''Jadi hingga saat ini belum ada kepastian untuk melakukan penjemputan,'' katanya.

Pada kesempatan ini, Guo Haodong menyatakan  angka kematian pasien yang terjangkit virus corona di China mulai menurun. 

Pemerintah China melalui  perwakilannya di seluruh dunia intensif berkoordinasi dengan pihak terkait agar penyebaran virus ini tidak meluas.

Dia menyebutkan, angka kematian di China akibat virus corona sudah menurun 2,1 persen per tanggal 2 Februari.  Sebelumnya, per tanggal 26 Januari 2020 tingkat kematian mencapai 2,6 persen. ''Tentunya hal ini cukup menenangkan bagi kita semua,'' katanya.

Ia mengimbau agar masyarakat Indonesia tidak panik karena Pemerintah China sudah punya cara mengendalikan virus ini agar tidak meluas. Sejak 23 Januari 2020, Kota Wuhan sudah diisolasi sehingga menekan penyebaran virus.

Lagipula, kata dia, tingkat kematian akibat virus corona jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan  penyakit kanker misalnya.

''Jumlah pasien yang terkonfirmasi terjangkit  di China sebanyak 2.486 jiwa. Kalau di luar Tiongkok 154 pasien dengan kematian 1 jiwa saja,'' katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved