Virus ASF di Bali

Di Tengah Wabah Flu Babi Afrika, Warung Babi Guling di Denpasar Berikan Promo Rp 1

Terlihat pula driver ojek online yang keluar masuk silih berganti untuk memesan dan mengantar makanan ke pembeli.

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali / I Wayan Erwin Widyaswara
Babi Guling Pan Ana 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Maraknya babi mati di Bali karena flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF), pedagang babi guling di Bali mulai mencari ide agar dagangannya tetap laris. 

Seperti yang terlihat di salah satu warung Babi Guling yang terletak di Jalan Nusa Kambangan Denpasar, Rabu (5/2/2020) kemarin. 

Warung di gang kecil yang diberi nama Warung Babi Guling Pan Ana ini masih buka mulai pukul 16.00 WITA sampai tengah malam.

Saat Tribun Bali berkunjung ke warung babi guling ini, tampak sepeda motor sudah berjejer di kawasan warung itu untuk parkir.

Meski Dihantui Virus Flu Babi Afrika, Warung Babi Guling di Denpasar Tetap Diserbu Pelanggan

Peternak Babi Di Denpasar Turunkan Harga Sejak Ada Isu Babi Afrika, per Kilo Hanya Rp 23 Ribu

Terlihat pula driver ojek online yang keluar masuk silih berganti untuk memesan dan mengantar makanan ke pembeli.

Sore itu antrean driver ojol benar-benar membludak, dari depan warung sampai badan jalan atau sekitar 50 meter.

Harga Babi di Bali Anjlok, Peternak Tak Menyangka Babinya Yang 3 Hari Bengong Tiba-Tiba Mati

Ternyata pemilik warung sedang mengadakan promo melalui layanan pesan antar ojek online dengan harga Rp. 1.

Sang pemilik warung, Wayan Perdana mengaku sengaja membuat promo tersebut untuk mengetes bagaimana respons masyarakat terhadap makanan babi di tengah isu flu babi afrika yang menghantui masyarakat Bali sejak beberapa waktu lalu.

"Saya ingin tahu apakah masyarakat masih mau makan babi atau gak. Ternyata mereka tidak takut makan babi. Buktinya pesanan membeludak. Hp saya sampai error karena terus berdering," kata pria yang akrab disapa Pan Ana itu.

Meskipun virus flu babi afrika menghantui masyarakat Bali, namun menurut Pan Ana, isu tersebut tak mempengaruhi omset penjualan di warungnya.

"Tidak berpengaruh. Pernah sih sepi sekali karena saat itu lagi hujan deras. Jadi bukan karena isu babi itu penyebabnya," kata Pan Ana.

Pan Ana lalu menceritakan bagaimana awal mula dirinya membuka usaha babi guling di rumahnya

Sebelum membuka usaha babi guling, dulunya  Wayan Perdana alias Pan Ana adalah seorang karyawan di sebuah hotel di Sanur.

Ia juga merupakan seorang tuan rumah indekos di kawasan Nusa Kambangan, dekat simpang 6 Teuku Umar Denpasar.

Semenjak Diskotek Akasaka tutup, banyak penghuni indekosnya banyak yang berpindah sehingga harga kos di sana merosot drastis. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved