Pastikan Daging Babi Aman Dikonsumsi, Badung Turunkan 40 Petugas Pemeriksaan Jelang Galungan

Pemerintah Badung akan melakukan pemeriksaan daging babi menjelang Hari Raya Galungan

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA
Foto ilustrasi babi Warga di kandang. Pastikan Daging Babi Aman Dikonsumsi, Badung Turunkan 40 Petugas Pemeriksaan Jelang Galungan 

Pastikan Daging Babi Aman Dikonsumsi, Badung Turunkan 40 Petugas Pemeriksaan Jelang Galungan

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG – Meski daging babi dinyatakan aman untuk dikonsumsi dan babi yang mati di Badung dinyatakan negatif African Swine Fever (ASF), namun pemerintah setempat tetap akan melakukan pemeriksaan daging babi menjelang Hari Raya Galungan.

Bahkan puluhan peternak serta ratusan mahasiswa akan diturunkan untuk melakukan pemeriksaan tersebut.

Pemeriksaan akan dilakukan 40 petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, untuk memastikan babi yang dipotong warga maupun rumah potong hewan aman dikonsumsi, terlebih adanya kasus ASF yang melanda Bali.

“Selain 40 petugas, nanti kami juga akan dibantu 100 mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan (Unud) untuk melakukan pemeriksaan,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Gde Asrama, Rabu (5/2/2020).

Kata Asrama, para petugas ini akan diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan, baik sebelum babi dipotong (pemeriksaan antemortem) maupun setelah babi dipotong (pemeriksaan postmortem.

Pemprov Bali Umumkan Babi Mati di Bali Positif ASF, Tapi Ternyata Belum Terima Hasil Lab dari Medan

Positif Wabah Flu Babi di Bali, Ini Langkah dan yang Harus Dilakukan Peternak

“Kita dalam pemeriksaan akan melakukan dua kali, yakni sebelum dipotong dan sesudah dipotong,” ungkapnya.

Lanjut dikatakan, tim tersebut akan disebar di seluruh kecamatan se-Badung.

Pemeriksaan antemortem akan dilakukan hari Minggu (16/2/2020), sebelum hewan dipotong.

“Iya, bisa juga Sabtu (15 Februari 2020), kalau ada pemotongan hari Minggu. Intinya sebelum dipotong kami periksa dulu,” ungkapnya.

Sesuai standar pemeriksaan antemortem, terangnya, dilihat ciri-ciri fisik, termasuk sehat tidaknya hewan yang bakal dipotong.

Sementara, pemeriksaan postmortem, yakni lebih kepada pemeriksaan bagian organ dalam hewan seperti hati, limpa dan paru.

Fakta Baru Flu Babi Afrika Mewabah di Bali, Benarkah Tak Berbahaya pada Manusia

Negatif Flu Babi Afrika, Kadis Badung Ungkap Kematian Ratusan Babi di Wilayahnya

Jika tidak ditemukan penyakit, maka daging babi tersebut layak dikonsumsi.

Disisi lain, dr I Gede Putra Suteja sebagai Asisten III Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Pemkab Badung mengakui melakukan rapat bersama antara Organisasi Perangkat Daerah  (OPD) yang dipimpin Sekda Badung.

Pada rapat tersebut, kata dia, secara khusus membahas terjadinya kematian babi secara mendadak di Bali.

“Sekarang mau Hari Raya Galungan, Kuningan dan Nyepi, pasti masyarakat agak resah. Makanya Pak Sekda memerintahkan OPD terkait Dinas Pertanian dan Pangan Badung untuk bisa mengambil langkah-langkah," beber Putra Suteja saat dikonfirmasi terpisah.

Lebih lanjut, langkah-langkah yang diambil, yakni pertama melakukan sosialisasi terhadap peternak tentang kematian ini, kedua melaksanakan pencegahan misalnya babi mati harus ditanam dan babi sakit dipisahkan dengan yang sehat. 

“Begitu juga bio sekuriti atau pengamanan terhadap kandang, vaksinasi dan lain sebagainya juga ditingkatkan,” terangnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved